Siswi SMA Bikin Lilin Cengkeh Pengusir Lalat
- VIVA.co.id/Mitra Angelia
VIVA – Siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Girimarto, Wonogiri, Iksaniyah menjadi salah satu finalis National Young Inventors Award atau NYIA, yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Berkat idenya yang kreatif, yaitu membuat lilin dengan bahan baku serbuk daun cengeh pengusir lalat yang doyan menghinggapi makanan, Iksaniyah lolos menjadi finalis NYIA, LIPI.
Remaja berkerudung itu menyebutkan, alasan membuat lilin dengan bahan baku daun cengkeh. Di wilayah tempat dia tinggal, masyarakat banyak yang membuka warung makanan, terutama warung bakso. Nah, di warung-warung makan itu banyak dihinggapi lalat dan terkesan tidak bersih.
"Terus saya searching di internet, aroma yang tidak disukai lalat adalah cengkeh," ujar Iksaniyah kepada VIVA.co.id, ketika ditemui di pameran ISE, Balai Kartini, Jakarta, Rabu, 24 Oktober 2017.
Kemudian, dia pun melakukan riset lebih lanjut, ternyata aroma daun cengkeh tidak disukai nyamuk berkat zat eugenol yang dikandung daun cengkeh.
Tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum), merupakan salah satu hasil ladang penduduk Kecamatan Girimarto. Daun cengkeh selama ini dijual ke tengkulak dengan harga Rp2 ribu per kilogram, sementara buahnya harus menunggu dua tahun untuk masa panen.
"Limbah daun cengkeh dalam bentuk yang lain harapannya dapat menambah pendapatan masyarakat Kecamatan Girimarto," jelas Iksaniyah
Mengolah daun cengkeh menjadi lilin, cukup mudah. Pertama daun cengkeh dikeringkan, dibuat dalam bentuk serbuk. Daun serbuk dicampurkan ke dalam parafin dan bee wax yang sebelumnya sudah dicairkan. Kemudian setelah keluar aroma, bahan yang sudah tercampur dimasukkan ke dalam cetakan lilin.
Parafin adalah bahan baku pembuatan lilin dan bee wax merupakan limbah yang ditemukan di dalam sarang lebah.
"(Lilin ukuran paling kecil), bisa tahan lebih dari setengah jam, dan tidak berasap, bee wax yang bikin tidak berasap," ujar remaja kelas 11 itu. (ase)