Atasi Diabetes, Mahasiswa UGM 'Sulap' Madu Jadi Yoghurt
- Pixabay/ PublicDomainImages
VIVA.co.id – Penyakit diabetes sudah tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Sebab, angka penderita semakin bertambah, terutama diabetes mellitus tipe 2.
Penyakit Diabetes mellitus tipe 2 disebabkan karena faktor pola makan dan umumnya terjadi pada kondisi obesitas akibat konsumsi makanan dengan kadar indeks glikemik tinggi.
Para ilmuwan pun mencari cara untuk mengobati penyakit yang 'mendunia' ini. Salah satu terapi potensial yang dikembangkan baru-baru ini adalah pemberian probiotik untuk mengembalikan keseimbangan mikrobiota pencernaan dan menurunkan resistensi insulin.
Empat mahasiswa Fakultas Kesehatan Hewan dan satu mahasiswa Fakultas Peternakan dari Universitas Gajah Mada (UGM) melakukan hal yang sama untuk mengobati penyakit diabetes tipe 2, yakni dengan teknik pemberian probiotik. Empat mahasiswa FKH UGM ini, adalah Dion Adiriesta Dewananda, Riesna Martianasari, Moh. Hafidz Farichul Amin, Mulya Fitranda dan Hafidh Shofwan Maajid dari Fakultas Peternakan.
Dion mengatakan, mereka memanfaatkan lebah madu hutan (Apis dorsata) sebagai terapi probiotik untuk menekan kadar gula dalam darah pada penderita diebetes. ”Produknya kami buat dalam bentuk yoghurt,” kata Dion, seperti dikutip VIVA.co.id dari situs website resmi UGM, Kamis 24 Agustus 2017.
Alasan kelima mahasiswa ini memilih lebah madu untuk obat antidiabetes, dikatakan Dion, karena pada perut lebah madu hutan terdapat bakteri Lactobacillus plantarum yang diketahui bersifat antibakterial, antihiperglikemia, antihipertensi dan antistringent. Pemanfaatan jenis bakteri dari perut lebah madu ini kemudian digunakan sebagai starter untuk memfermentasi susu agar menjadi yoghurt.
Untuk percobaan, mereka melakukan uji coba laboratorium dengan memberikan pada selompok tikus perlakuan yang dilakukan di Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Hewan UGM. Hasilnya diketahui yoghurt yang mengandung prebiotik dari lebah madu tersebut terbukti mampu menurunkan kadar gula darah dan meredakan adiksi gula.
“Terbukti mampu menurunkan kadar gula darah dan meredakan adiksi gula secara signifikan,” ujar Dion
Dion menjelaskan, tim mereka menyimpulkan menurunnya kadar gula darah dan meredanya adiksi terhadap gula disebabkan oleh symbiont hasil metabolisme Lactobacillus plantarum berupa protein lactoferrin, glucolicin, lipicinid, dorsitin, dan apiricin yang mampu meredam patogenesis diabetes. Symbiont merupakan istilah kedokteran yang merujuk pada dua organisme yang hidup secara simbiosis, satu dengan yang lainnya.
Minuman probiotik yoghurt ini diharapkan mampu menjadi terobosan inovasi baru pengganti obat-obatan diabetes pada umumnya dengan daya tarik masyarakat yang lebih tinggi karena keramahan bentuknya yang sudah dikenal masyarakat secara luas.
Penerapan probiotik dalam Yoghurt untuk diabetest bisa jadi ada kaitannya. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa bakteri baik mampu mengatasi diabetes. Bahkan Yoghurt kerap dikonsumsi untuk menurunkan berat badan. Diabetes tipe 2 dianggap merupakan penyakit akibat pola makan dan gaya hidup yang diawali dengan gejala kegemukan atau obesitas. (mus)