Deretan Tes yang Harus Dilalui Pesawat N219 Sebelum Produksi
- ANTARA FOTO/Fahrul Jayadiputra
VIVA.co.id – Pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia, N219, menjalani uji terbang kedua bertempat di Landasan Pacu Bandara Husein Sastranegara, Jl. Pajajaran No. 154 Bandung, Jawa Barat, Rabu 23 Agustus 2017. Uji terbang ini bertepatan dengan lahirnya PT DI, 41 tahun lalu.
Pesawat buatan anak bangsa itu lepas landas dari dari bandara pukul 09.15 WIB, dan terbang selama 30 menit dengan rute di atas kawasan Batujajar dan Waduk Saguling. Kemudian N219 mendarat dengan baik di bandara pada pukul 09.45. Dalam uji terbang kedua itu, ada empat awak berada di dalam pesawat N219.Â
"Kapten Esther Gayatri Saleh, Chief Test Pilot PT DI sebagai Pilot In Command (PIC), dan Kapten Adi Budi Atmoko sebagai First Officer (FO) yang melakukan flight test purwarupa pesawat pertama N219," ujar Manajer Hukum dan Humas PT Dirgantara Indonesia (Persero), Irland Budiman dalam keterangan tertulisnya, Rabu 23 Agustus 2017.Â
Selain Pilot In Command dan First Officer, ujar Irland, di dalam purwarupa pesawat pertama N219 ikut serta Yustinus Kus Wardana dan M. Iqbal Hoedaya sebagai Flight Test Engineer (FTE). Keduanya bertugas memastikan setiap tahapan pengujian terbang dilaksanakan dengan baik dan benar, serta terjamin unsur keselamatannya.Â
Uji terbang kedua N219 itu bertepatan dengan hari ulang tahun ke-41 PT DI. Uji terbang disaksikan Menteri Riset Teknologi dan Dikti, Mohamad Nasir, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Thomas Djamaluddin dan Direktur Utama PT DI, Budi Santoso beserta seluruh jajaran Direksi dan Dewan Komisaris PT DI. Â
"Hal ini sebagai bentuk dukungan dari pemerintah terhadap pesawat N219 dan merupakan salah satu rangkaian uji terbang dari 300 jam terbang yang harus dipenuhi sesuai regulasi," kata Irland.Â
Keberhasilan uji terbang purwarupa N219 Â sangat penting bagi PT DI dan industri kedirgantaraan Indonesia. Sebab sukses ini menjadi pembuktian anak bangsa mampu merancang bangun, menguji dan sertifikasi sampai produksi pesawat.
"Tidak ada technical assistance dari bangsa asing. Semua adalah hasil kerja keras olah pikir atau brainware bertahun-tahun dari para engineer Indonesia untuk merancang dan nantinya memproduksi pesawat N219," ujar Irland. Â
Purwarupa pesawat pertama N219 sudah melakukan serangkaian pengujian dimulai dari wing static test, landing gear drop test, functional test engine off, medium speed taxi, high speed taxi dan hopping yaitu pengujian berjalan dengan kecepatan tinggi di landasan dan mengangkat roda depan, kemudian mendarat lagi. Pada 16 Agustus 2017, purwarupa pesawat pertama N219 telah berhasil dengan lancar dan sukses, melakukan penerbangan perdananya.
Tes berikutnya
Serangkaian tes, analisa, dan peningkatan ini tidak berhenti sampai first flight saja. Purwarupa pesawat pertama N219 masih harus melalui tahap fatigue test, flight test development dan flight test certification yang membutuhkan 3000 cycle fatigue test dan 300 jam terbang untuk mendapatkan Type Certificate pada 2018. Â
Type certificate adalah sertifikasi kelaikan udara dari desain manufaktur pesawat. Sertifikat ini dikeluarkan oleh badan pengatur dalam hal ini yang berwenang di wilayah Indonesia adalah Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara, Kementerian Perhubungan.
Setelah rangkaian tersebut, mulailah tahapan seria production untuk mendapatkan Production Certificate, sehingga pada 2019 nanti, purwarupa pesawat pertama N219 sudah siap dan laik untuk memasuki pasar, dengan prioritas memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan harga yang kompetitif. Â