Temuan Baru, Sapi Bisa Bantu Lawan HIV
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Peneliti terkejut ternyata sapi bisa membantu mereka dalam melawan virus mematikan HIV. Dalam penelitian gabungan, peneliti menemukan sapi punya kemampuan cepat mengembangkan antibodi yang potensial melawan HIV.
Temuan gabungan tim International AIDS Vaccine Initiative, Scripps Research Institute Amerika Serikat dan Texas A&M University Amerika Serikat ini membuat alternatif yang lebih baik dalam melawan HIV. Sebab selama ini antibodi untuk melawan HIV kurang efektif.
Dikutip dari Time, Senin 24 Juli 2017, salah satu kendala besar peneliti dalam mengembangkan vaksin pelawan HIV yakni pengidap HIV tak efisien membuat antibodi melawan virus tersebut. Ilmuwan memperkirakan, hanya 20 persen pengidap HIV yang mampu memproduksi broadly neutralizing antibodies (bNAbs).
bNAbs merupakan antibodi yang terjadi secara natural pada pengidap HIV. Antibodi ini bisa mempertahankan sel dalam melawan virus HIV. Tapi sayangnya, produksi antibodi ini mulai muncul dua tahun setelah seorang terinfeksi HIV.
Makanya temuan tak diduga pada sapi yang membantu melawan HIV patut disyukuri peneliti.
"Saya terkejut. Temuan ini benar-benar gila dan sangat menarik. Respons yang dikembangkan (sapi) sangat cepat, antara satu sampai dua bulan, yang ini melebihi apa yang kami antisipasi," ujar Direktur Pengembangan dan Penemuan Antibodi IAVI, Devin Sok.
Dalam penelitiannya, tim mampu menumbuhkan antibodi potensial di dalam sapi untuk melawan HIV. Meski sapi tidak terinfeksi HIV, tapi hewan ini punya sistem kekebalan yang memproduksi antibodi unik melawan infeksi HIV.
Tim menyuntikkan empat sapi dengan imunogen HIV, protein yang dirancang menghasilkan respons kekebalan terhadap HIV. Setelahnya, tim menemukan sapi dengan cepat mengembangkan bNAbs terhadap HIV pada darah hewan tersebut.
Peneliti mampu mengisolasi antibodi dari sapi dan mengamatinya lebih dekat. Sebuah antibodi disebut NC-Cow 1 ternyata punya kemampuan khusus dalam melawan HIV.
"Wawasan baru yang kita dapatkan dari studi ini merupakan pemahaman mekanisme yang mana sistem kekebalan sapi mampu menciptakan antibodi tersebut," ujar Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID), Anthony Fauci. NIAID merupakan badan yang mendukung riset baru tersebut.
Temuan antibodi pada sapi itu menjadi jalan baru bagi peneliti untuk mengembangkan vaksin. Manusia setidaknya bisa meniru pola kekebalan yang dimiliki sapi.
Penelitian itu juga memberikan wawasan baru bagaimana mengembangkan terapi atau perawatan baru untuk virus mematikan.