Bumi Sedang Menuju Kepunahan Keenam

Ilustrasi Bulan dan Bumi
Sumber :
  • BBC

VIVA.co.id – Penelitian baru menunjukkan, Bumi sedang menuju kepunahan massal keenamnya. Asumsi tersebut beralasan bahwa penghancuran biologis terhadap satwa liar marak terjadi dalam beberapa dekade terakhir.

Menganalisis spesies yang umum dan langka, para ilmuwan menemukan konsumsi berlebihan dan kelebihan populasi manusia, berkontribusi terhadap hilangnya miliaran satwa liar regional dan lokal. 

Penemuan yang diterbitkan dalam National Proceedings of the National Academy of the Sciences (PNAS) ini menjelaskan, lenyapnya satwa-satwa liar ini menandakan adanya sebuah serangan mengerikan terhadap fondasi peradaban manusia.

"Situasi menjadi sangat buruk sehingga tidak etis apabila tidak menggunakan ungkapan yang tegas," kata pemimpin studi ini, Profesor Gerardo Ceballos dari Universidad Nacional Autónoma de México, sebagaimana melansir Sputnik, Rabu 12 Juli 2017. 

Selama bertahun-tahun, pakar konservasi memperingatkan adanya penghancuran habitat yang terus berlanjut. Fenomena ini dapat menyebabkan kepunahan yang sama, seperti apa memusnahkan dinosaurus.

Sebuah studi 2015 yang diterbitkan dalam Science Advances melaporkan, tingkat kepunahan vertebrata sekarang akan lebih tinggi daripada pada lima kepunahan massal terakhir. 

"Analisis kami menekankan, masyarakat global saat ini telah mulai menghancurkan spesies organisme lain dengan kecepatan yang tinggi, memulai sebuah episode kepunahan massal yang tak tertandingi selama 65 juta tahun," ujar studi tersebut.

Periset menemukan, mamalia darat telah kehilangan 80 persen jangkauan mereka. Sementara ribuan spesies yang jumlahnya berkurang tidak diklasifikasikan sebagai yang terancam punah. Ini berarti, mereka tidak diberi perlindungan seperti spesies yang terancam punah, sehingga membuat para peneliti merasa kepunahan berikutnya bisa berlanjut, bahkan lebih jauh dari perkirakan sebelumnya.

Penghitungan Suara Pilkada 2024, Polresta Tangerang Amankan Sidang Pleno di 19 Kecamatan

"Bukti dari penghancuran biologis jelas akan berdampak serius pada ekologi, ekonomi dan sosial. Manusia pada akhirnya akan membayar harga yang sangat tinggi untuk kumpulan kehidupan yang kita ketahui di alam semesta,” ujar peneliti.

Peneliti menuturkan, semua tanda menunjukkan serangan yang lebih kuat terhadap keanekaragaman hayati dalam dua dekade ke depan, melukiskan gambaran suram tentang masa depan kehidupan, termasuk kehidupan manusia. (ase)
 

Wacana Pemerintah Tak Berikan BBM Subsidi ke Ojol dan Taksol, 4 Juta Ojol Ancam Demo Besar-besaran
BBC Indonesia

Selamatkan Katak Kantong Buah Zakar Raksasa, Ilmuwan Galang Kekuatan

Lembaga sains mencegah kepunahan katak raksasa (Telmatobius culeus).

img_title
VIVA.co.id
28 Juli 2020