2040, Negeri Ini Bersih dari Kendaraan Diesel dan Bensin

Paris
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id – Prancis berencana membersihkan jalan rayanya dari semua kendaraan berbahan bakar bensin dan diesel pada 2040. Komitmen ini disampaikan Menteri Lingkungan Prancis, Nicolas Hulot, pada Kamis, 6 Juli 2017. Dia mengumumkan, arahan lingkungan radikal sebagai bagian dari agenda Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk menaati Perjanjian Iklim Paris.

Alfira Oktaviani, Apoteker Sukses yang Berhasil Ubah Kulit Kayu Lantung Jadi Karya Ramah Lingkungan

"Ancaman terhadap warga telah menyebar, tidak dapat diprediksi, dan garis waktu yang tepat tidak dapat ditentukan secara ilmiah. Tanggung jawab kami adalah menjadikan isu ini lebih dominan daripada yang lainnya," kata Hulot dalam surat kabar Prancis Le Monde, dikutip dari Motherboard, Jumat 7 Juli 2017.

Untuk mewujudkan rencana itu, mulai saat ini sampai 2040, pemerintah Prancis akan mengurangi penjualan dan periklanan kendaraan bensin dan diesel. Mereka berusaha menerapkan larangan pada mesin diesel dan kendaraan yang bergantung pada bensin dalam waktu 22 tahun.

Rengkuh Banyu Mahandaru, Sosok Pejuang Lingkungan dengan Inovasi dari Limbah Pelepah

Negara Menara Eiffel itu tak sendirian, sebab Jerman, India, Belanda dan Norwegia juga dalam usaha melarang kendaraan yang mengandalkan pembakaran diesel dan bensin.

Untuk memulai revolusi tersebut, Hulot mengatakan, pemilik kendaraan berpolutan tinggi akan menerima insentif pemerintah, yang mana mereka berhak menukarkan apa yang mereka miliki untuk mendapatkan mobil ramah lingkungan.

PLN Gunakan Teknologi Ramah Lingkungan di Proyek Listrik Labuan Bajo

"Berkat rencana investasi, pemerintah akan mengusulkan bonus transisi untuk mengganti mobil diesel pra-1997 atau mobil diesel bensin pra-2001 dengan kendaraan ramah lingkungan atau baru," ucapnya, menurut Le Monde.

Selain itu, inisiatif lain yang diumumkan oleh Hulot adalah mengurangi penggunaan energi nuklir. Energi nuklir akan dikurangi penggunaannya menjadi hanya 50 persen dari keseluruhan campuran energi tersebut pada 2025. Langkah ini akan menutup reaktor nuklir berlebih untuk sementara waktu.

Hulot juga mengumumkan, Prancis akan mengakhiri semua produksi energi batu bara pada 2022, dengan harapan dapat mencapai netralitas karbon yang sempurna pada 2050.

Pengumuman Hulot ini muncul saat para aktivis Greenpeace, pada Kamis lalu yang memproyeksikan "No Trump, Yes Paris" ke sebuah bangunan di Warsawa, Polandia. Mereka memprotes kunjungan kenegaraan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke Polandia, lantaran AS menarik keluar dari Perjanjian Paris pada Juni 2017.

ilustrasi mimisan, bersin, pilek, flu

Lagi Tren Pakai Tisu Bambu Cegah Iritasi Kulit dan Lebih Ramah Lingkungan, Bener Gak Sih?

Bambu memiliki kemampuan alami untuk melawan bakteri, sehingga diklaim lebih aman dan bersih untuk digunakan sehari-hari.

img_title
VIVA.co.id
23 Oktober 2024