Hewan Ini Punya 10 Mata, Darah Birunya Menyelamatkan Manusia
- www.pixabay.com/PublicDomainImages
VIVA.co.id – Jenis hewan tergolong sangat beraneka ragam dan punya keunikan. Salah satu di antaranya adalah kepiting tapal kuda atau ada yang menyebutnya kepiting ladam, mimi, belangkas.
Hewan ini dinamai kepiting tapal kuda lantaran bentuknya yang mirip dengan alas kuda tersebut. Kepiting ini punya segudang keunikan yang belum banyak diketahui.
Dikutip dari Buckmasters, Selasa 4 Juli 2017, meski dinamai kepiting tapal kuda, sejatinya hewan ini lebih dekat dengan keluarga serangga berkaki delapan (arachnida) yakni laba-laba dan kalajengking. Kepiting laba-laba malah lebih jauh dengan kelompok hewan krustasea seperti lobster, kepiting maupun udang.
Kepiting tapal kuda sering disebut sebagai ‘fosil hidup’. Pelabelan ini karena nenek moyang hewan ini telah muncul hampir 200 juta tahun sebelum munculnya hewan purba dinosaurus. Kepiting tapal kuda juga telah berhasil bertahan dari empat peristiwa kemusnahan massal di masa lalu. Walau umurnya panjang, tapi evolusi tubuh kepiting tapal kuda sedikit berubah.
Kepiting tapal kuda saat ini punya bentuk mirip ikan pari dengan ekor khasnya. Ekornya tang tipis dan makin panjang sesuai usianya itu mirip dengan jarum, sehingga hewan ini dinilai berbahaya. Padahal kepiting tapal kuda ini mahluk yang lembut dan tak menggigit.
Salah satu keunikan kepiting tapal kuda yakni punya 10 mata. Jumlah mata yang banyak ini dimanfaatkan untuk memburu pasangan dan menyensor cahaya. Penelitian atas mata majemuk kepiting tapal kuda itu membantu manusia memahami lebih mendalam tentang penglihatan manusia.
Dikutip dari Dnr.maryland.gov, lokasi mata ada di tiap sisi cangkangnya. Mata yang paling luar biasa yakni dua mata majemuk lateral yang dipakai untuk berburu pasangan.
Tiap mata majemuk punya sekitar 1000 reseptor atau ommatidia. Kerucut dan batang mata lateral punya struktur serupa dengan yang ditemukan pada mata manusia, namun ukurannnya lebih besar 100 kali.
Ommatidia disesuaikan untuk mengubah kondisi saat siang atau malam hari. Pada malam hari, mata lateral dirangsang secara kimia untuk meningkatkan sensitivitas masing-masing reseptor terhadap cahaya.
Sementara lima mata lainnya ada di sisi atas cangkangnya.Di bagian belakang masing-masing terdapat mata lateral. Di bagian depan cangkangnya, terdapat tiga bintik hitam, dua di antaranya adalah mata median dan satunya mata endopareital. Masing-masing mata ini mendeteksi sinar ultraviolet dari Matahari dan memantulkan cahaya dari Bulan. Ini membantu kepiting tapal kuda dalam siklus kawin saat usia Bulan purnama.
Kemudian dua mata ventral terletak di dekat mulut, fungsinya belum diketahui. Di bagian belakang, terdapat mata yang verfungsi sebagai fotoreseptor. Fungsinya diyakini membantu otak mensinkronisasi dengan siklus cahaya dan kegelapan.
Darah biru
Keunikan lain dari kepiting ini adalah darahnya yang telah terbukti mampu menyelamatkan manusia. Darah kepiting tapal kuda berwarna biru tembaga. Keajaiban sejati dari darah hewan ini terletak pada sel kekebalan khusus yang disebut amebocytes, yang mana mengumpul dan membentuk gel saat kontak dengan bakteri penyerang. Amebocytes menjadi ‘pahlawan’ karena mampu mengagalkan serangan bakteri terhadap darah manusia.
Maka jamak darah kepiting ini diburu dan diekstrak. Laman Washingtonpost menuliskan, dengan ekstrak sel ini, lisosisa amebosit (LAL) telah dimanfaatkan untuk menguji kontaminasi setiap vaksin, alat bedah dan alat medis yang ada di dalam tubuh manusia selama 47 tahun terakhir. Ekstrak darah kepiting ini telah menyelamatkan dari infeksi pneumonia dan bakteri E.coli. Sejauh ini tak ada darah hewan lain yang punya sifat antimikroba kuat seperti pada kepiting tapal kuda tersebut. Sampai saat ini ilmuwan belum mampu memproduksi darah kepiting itu di laboratorium. (ren)