Ilmuwan Temukan Cara Lupakan Ingatan Masa Lalu
- pixabay/Lucken
VIVA.co.id – Sebuah studi baru tentang neuron siput menunjukkan adanya kemungkinan untuk menghapus ingatan spesifik pada hewan tulang lunak tersebut. Oleh sebabnya, ilmuwan berpikir akan ada obat yang dikembangkan untuk melakukan hal serupa terhadap manusia di masa depan.
Kenangan jangka panjang dimoderasi oleh sinapsis, tabung yang secara esensial memberi akses kepada satu neuron untuk melewati satu sinyal menuju sinyal lainnya. Sifat sinapsis ini dapat meningkat atau menurun drastis.
Seorang Profesor ilmu saraf Departemen Psikiatri, Columbia University Medical Center, Amerika Serikat, Samuel Schacher menyatakan, inilah yang menyebabkan lamanya memori bertahan dalam ingatan seseorang.
"Kami mampu membalikkan perubahan jangka panjang dari kekuatan sinaptik pada sinapsis yang diketahui berkontribusi terhadap berbagai bentuk kenangan," ujarnya, dikutip dari laman Motherboard, Jumat 22 Juni 2017.
Dalam penelitian yang diterbitkan pada Current Biology, periset dari McGill University, Kanada dan Columbia University menggunakan siput laut Aplysia. Secara selektif, mereka menghapus beberapa jenis ingatan sinaptik jangka panjang siput tersebut. Periset menemukan kekuatan ingatan asosiatif dan non-asosiatif yang dipelihara oleh dua jenis molekul Protein Kinase M (PKM).
"Dengan menghalangi salah satu molekul tersebut, maka kami dapat menentukan memori mana yang akan diblokir. Melihat rangkaian saraf, terutama identitas sel spesifik yang menyandikan ingatan, tidaklah sesederhana itu. Apalagi kami harus memeriksa, apakah mereka (sinaptik) menguat," papar Schacher.
Akan tetapi, mereka masih tidak yakin dapat menghapus ingatan tersebut secara permanen. Bagi para ilmuwan pada studi kasus ini, menyeka ingatan secara selektif bisa membantu seseorang yang menderita kegelisahan, post-traumatic stress syndrome (PTSD), atau trauma lainnya yang berhubungan dengan kejadian masa lalu. Kenyataannya, siput bukanlah manusia.
Banyak penelitian di laboratorium yang mengungkap bahwa penelitian yang ditujukan ke hewan tidak bisa sepenuhnya diterjemahkan ke manusia. Meski demikian, para peneliti mengklaim temuan mereka membuka kesempatan untuk menciptakan obat yang mampu menghapus ingatan.
Ingatan itu tentunya yang memicu kegelisahan dan gangguan stres pasca trauma, tanpa memengaruhi kenangan besar dan penting lainnya.
"Sebagai contoh, ketakutan akan lorong-lorong gelap. Ini adalah ingatan asosiatif yang menyediakan informasi penting dan didasarkan pada pengalaman asosiatif sebelumnya. Kemudian ketakutan terhadap kotak surat. Bagaimana pun ini adalah memori insidental yang tidak terkait dengan kejadian tersebut. Penghapusan selektif dari jenis memori ini akan bermanfaat," kata Schacher.
Langkah selanjutnya yaitu melakukan penelitian lebih lanjut mengenai produksi molekul penguat memori, sebelum ilmuwan dapat menentukan obat yang dapat menghambatnya.