Ada Aksi Darurat di Stasiun Antariksa, Kenapa?
- Reuters/Tim Peake/ESA/NASA/Handout via Reuters
VIVA.co.id – Sepasang astronaut bakal melakukan aksi darurat ke luar dari Stasiun Antariksa Internasional atau ISS pada Selasa, 23 Mei besok. Aksi darurat sepasang astronaut itu dengan berjalan di luar angkasa untuk mengganti komputer yang gagal.
Juru Bicara Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Dan Huot menyebutkan, perangkat komputer utama yang gagal beroperasi terdeteksi pada Sabtu, 20 Mei kemarin. Kerusakan ini cukup mengganggu, sehingga membuat laboratorium pengorbit senilai Rp1.300 triliun itu bergantung pada sistem cadangan yang mengarahkan perintah ke sistem tenaga surya, radiator, loop pendingin dan peralatan lainnya.
Menurutnya, lima anggota stasiun saat ini yang berasal dari Amerika Serikat, Rusia dan Prancis, tidak pernah dalam bahaya. Komandan Stasiun ISS, Peggy Whitson dan insinyur penerbangan Jack Fischer, akan menjadi mitra untuk perjalanan antariksa tersebut.
"Perjalanan sendiri diperkirakan akan berlangsung dua jam," kata Hout, seperti dikutip situs Reuters, Senin, 22 Mei 2017.
Sebelumnya, Whitson mengumpulkan dan menguji sebuah kotak elektronik cadangan untuk menggantikan perangkat yang gagal, yang telah dipasang selama aksi berjalan di antariksa (spacewalk) pada 30 Maret lalu.
Pesawat ruang angkasa darurat terakhir NASA mengorbit pada Desember 2015 ketika dua astronaut AS meninggalkan stasiun tersebut untuk melepaskan rem pada transporter lengan robot.
ISS, yang dikelola rotasi kru astronaut dan kosmonaut, berfungsi sebagai laboratorium penelitian untuk biologi, ilmu hayati, eksperimen sains dan fisika, serta pengamatan astronomi sampai penginderaan jauh dari Bumi.
Stasiun yang dimiliki dan dioperasikan oleh 15 negara itu terbang sekitar 400 km di atas Bumi dan mengorbit planet ini setiap 90 menit. Skema itu telah dilakukan terus menerus sejak 2000.