Langkah Agar Tak Jadi Korban Sandera Virus Ransomware
- Twitter/@kaspersky
VIVA.co.id – Akhir pekan ini dunia termasuk Indonesia dihebohkan dengan serangan virus komputer Ransomware. Parahnya, virus jahat ini menjadikan beberapa rumah sakit sebagai target sasaran dengan tujuan untuk meminta uang tebusan.
Menanggapi fenomena ini, Kepala Pusat Studi Forensika Digital Universitas Islam Indonesia, Yudi Prayudi memperingatkan kemungkinan meluasnya pemerasan dalam bentuk cyber crime melalui enkripsi atau penguncian program komputer oleh aktivis internasional.
Menurut Yudi, cyber crime dalam bentuk peretasan ini akan mengakibatkan seluruh komputer pada jaringan akan terkunci melalui program enkripsi. “Korban jadi tersandera, sistem komputer lumpuh karena sebagian besar file dan data tidak dapat dibaca dan dikenali, sudah terkunci,” katanya.
Pada saat bersamaan, lanjut Yudi, pelaku peretasan itu menawarkan solusinya kepada korban dan akan memberikan kunci agar data dan file di komputer dapat dibuka kembali dengan syarat membayar tebusan dengan besaran tertentu.
Yang berkembang dalam kasus ini, lanjutnya, pelaku minta tebusan sebesar US$300 yang harus dibayarkan melalui e-currency dengan menggunakan bitcoin. Sejumlah rumah sakit di Inggris sempat mengalami ini.
Ia mengemukakan, seperti yang menimpa sejumlah rumah sakit di dunia termasuk beberapa rumah sakit di Indonesia pada pekan lalu. Sistem jaringan komputer yang ada di rumah sakit tidak dapat digunakan karena munculnya Ransomware yang teridentifikasi wannacrypt atau wannacracy.
Data yang dirilis Wired, Jumat 12 Mei 2017 lalu, lanjut Yudi, telah terjadi penyebaran Ransomware secara massif di seluruh dunia. “Ransomware yang diberi identifikasi WannaCry juga dikenal sebagai WanaCrypt dan Wcry telah menyebabkan sejumlah perusahaan menjadi korban,” katanya.
Situasi ini, dia menjelaskan, memaksa sejumlah rumah sakit tersebut untuk menjalankan prosedur manual agar layanan kesehatannya tetap berjalan. Demikian juga dengan perusahaan telekomunikasi Telefonica di Spanyol dan beberapa perusahaan besar lainnya di beberapa negara Eropa.
Laporan dari berbagai lembaga keamanan data menunjukkan bahwa Ransomware tersebut telah menyebar dan menginfeksi komputer di hampir 100 negara termasuk Indonesia. Lalu, bagaimana penanganannya?
Untuk penanganan awal menghadapi pemerasan lewat Ransomware tersebut, ujarnya maka langkah yang dapat dilakukan adalah putuskan sambungan internet dari komputer yang terinfeksi, juga lakukan isolasi terhadap komputer yang terinfeksi agar bisa melokalisasi penyebaran wannacry ke komputer lain yang masih rentan untuk terinfeksi.
Ia menyebutkan kunci utama untuk mengatasi Ransomware adalah secara reguler melakukan backup data kemudian simpan di tempat terpisah. Kemudian dari aspek keamanan, lakukan dengan regular update anti virus yang terpasang serta melakukan update dari aplikasi lainnya.
Khususnya yang berbasis sistem operasi Windows agar celah keamanan yang terdapat pada versi rendah dapat segera ditutupi pada versi updatenya (security patching).
“Untuk itu, ini beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh para pegawai ketika masuk di hari Senin besok adalah memutuskan koneksi internet dan jaringan komputer di lingkungan kantor, melakukan backup dan menyimpan file backup-nya pada tempat lain, setelah itu melakukan update anti virus serta update program lainnya untuk memastikan bahwa aplikasi yang berjalan telah mengikuti security update terbaru," tuturnya.