Baterai Nitrogen Tantang Lithium Ion
- pacebutler
VIVA.co.id – Terobosan di industri baterai kerap ditemukan oleh para ilmuwan. Namun, hingga saat ini, konsumen masih belum bisa meninggalkan ketergantungan pada baterai lithium-ion (Li-ion) karena harganya yang murah.
Yang terbaru, sekelompok ilmuwan dari China mengklaim telah berhasil mengumpulkan daya mirip baterai dengan kandungan gas nitrogen. Gas ini merupakan sumber daya alam yang melimpah ruah di Bumi.
Dilansir melalui Wired.co.uk, nitrogen merupakan sumber daya alam yang memenuhi sekitar 80 persen dari atmosfer Bumi. Sementara itu, gas nitrogen, terdiri atas dua atom nitrogen yang menyatu oleh ikatan triple kovalen, tidak bisa pecah atau terlepas dengan mudah di kondisi normal. Ini merupakan kendala untuk bisa mentransfer energi kimia dari ikatan itu ke listrik.
Namun kini, sekelompok ilmuwan dari Changchun Institute of Applied Chemistry, telah berhasil menemukan solusi satu arah agar nitrogen di atmosfer bisa diambil dan dimasukkan ke dalam perangkat baterai, untuk kemudian bisa diandalkan menjadi sistem penyimpanan energi masa depan.
"Alih-alih menghasilkan energi dari pemecahan lithium nitrida menjadi lithium dan gas nitrogen, baterai yang kami temukan ini bisa bekerja mengandalkan nitrogen di atmosfer dalam kondisi dalam ruang. Ini bereaksi dengan lithium untuk membentuk lithium nitrida. Output energi sebanding dengan baterai lithium-logam lainnya," ujar kepala tim peneliti, Xin-Bo Zhang.
Penelitian baterai yang dinamakan Li-N2 ini diakui Bo Zhang memang masih tahap awal.
"Baterai Li-N2 masih mengalami kendala di mana-mana. Baik stabilitas Li anode, katoda dan elektrolit, semua harus ditingkatkan lagi. Selain itu, reaksi baterai dan mekanismenya juga harus dipelajari lebih lanjut. Jika sudah teratasi semua, Li-N2 bisa secepatnya tersedia di pasaran," kata Bo Zhang. (art)