Bobol Ribuan Situs, Hacker Muda Ini Pakai Perangkat Standar

Sultan Haikal, hacker Indonesia yang meretas situs Tiket.com. Akibat ulahnya, tiket.com merugi hingga Rp4,1 miliar
Sumber :
  • VIVA.co.id/instagram

VIVA.co.id – Nama Sultan Haikal mendadak jadi perbincangan. Otak pelaku peretas laman PT Global Network, berusia 19 ini disebut-sebut sudah meretas lebih dari 4000 situs yang ada selain situs jual beli tiket online milik PT. Global Network (Tiket.com).

Kiamat Digital Mengintai, Hacker Canggih Bobol Sistem Pertahanan Negara

"Tersangka SH juga sudah pernah menghack atau defacing dengan menggunakan inisial sultanhaikal. Juga pernah melakukan deface terhadap 12 situs atau website dengan menggunakan inisial h3ll_id dan sebanyak 259 situs atau website dengan menggunakan inisial GantengersCrew. Data tersebut merupakan data yang pernah ia arsipkan di situs mirror zone-h," kata Kanit III Subdit I Direktorat VI Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Ajun Komisaris Besar Polisi Idam Wasiadi saat dikonfirmasi VIVA.co.id, Kamis 6 April 2017.

Idam menjelaskan, tak ada yang istimewa dengan peralatan yang digunakan peretas yang dinilai memiliki wajah tampan itu. Perangkat yang digunakan untuk meretas situs Tiket.com dan situs-situs lainnya yang pernah ia jerat merupakan perangkat biasa, bahkan bisa disebut perangkat yang sama dan banyak digunakan setiap masyarakat Indonesia pada umumnya. "Itu standar. Pakai laptop saja dan modem," ujar dia.

Pakar Ungkap Cara Ampuh Lawan Serangan Siber yang Marak

Hal senada disampaikan pengacara Haikal, Ramdan Alamsyah. Ramdan mengatakan, kalau kliennya tak mempunyai perangkat yang canggih untuk meretas suatu situs atau web. Namun Ramdan mengaku belum tahu soal Haikal yang disebut temannya pernah meretas sampai lebih dari 4000 situs.

"Itu kan (soal pernah retas 4600 situs) pernyataan, statement dari penyidik. Sekarang dari sekian ribu, kapan dikerjainnya, dimana dikerjainnya, situs apa, kan gitu," kata dia.

Indodax Sudah Beroperasi Lagi, Catat Transaksi hingga Rp547 Miliar

Ramdan mengakui, kliennya memang punya kemampuan yang sangat mumpuni dalam hal meretas. Ramdan menjelaskan, kalau kliennya itu belajar meretas sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, meski akhirnya tidak lulus. Haikal mempelajari itu secara otodidak, tanpa ada yang mengajarinya sama sekali. Semua itu ia pelajari hanya dengan cara mencari cara meretas di internet.

"Itu kan sistem, bagaimana kita bisa tahu bagaimana IT-nya, mengenai kode-kode tertentu itu, gitu loh. Jadi tidak harus komputer bagus," katanya.

Sehari-harinya, Haikal sendiri bersikap sewajarnya anak remaja. Selain sering membantu sang kakak menjaga anaknya, Haikal juga memang kerap menghabiskan waktu untuk bermain komputer di rumahnya di kawasan Ciputat.

Orangtua Haikal pada awalnya hanya tahu kalau anaknya itu sering main laptop atau komputer dengan tujuan bermain game, bukan meretas. Keluarga Haikal sendiri menurutnya cukup mampu, hanya memang Haikal tidak mau sekolah.

"Ya anak kecil, biasa aja. Kerjanya hanya di rumah main komputer. Bantuin kakaknya jaga anak," ucap Ramdan.

Terkait peretasan situs Tiket.com sendiri, Ramdan menegaskan bahwa kliennya merupakan korban yang dimanfaatkan ketiga tersangka lainnya yang sudah ditangkap yang tak lain adalah teman Haikal yang dikenal melalui media sosial Facebook. Menurutnya Haikal tak tahu menahu soal pencurian tiket di situs itu.

Sebab, menurutnya, Haikal sendiri pada awalnya sudah memberikan peringatan pada situs Tiket.com akan lemahnya keamanan situs mereka dan menawarkan diri untuk memperbaiki keamanan situs itu. Namun niatnya itu tak digubris. Lantas, ketiga temannya yang tahu hal itu pun memperdayai Haikal dan berhasil memanipulasi pria yang baru menginjak usia 19 tahun itu. "Haikal mah nggak tahu apa-apa cuma memang dikasih duit," tuturnya.

Terakhir, ia menyebut uang yang diberikan kepada kliennya itu memang sempat dibelikan motor mahal bermerek Ducati. Namun, motor itu kata Ramdan sudah dijual Haikal dan uangnya kemudian ia habiskan untuk bersenang-senang. Bahkan Ramdan menyebut Haikal kerap memberikan uang itu cuma-cuma pada tiap pedagang dan pengemis yang ia temui di jalan.

"Dijual motornya, terus duitnya dibuat happy-happy sama dia, buat jajanin teman. Pernah kasih ke pengemis-pengemis, pedagang-pedagang asongan, dikasih sama dia. Itu pengakuan dia loh. Kayak ada tukang telor asin, nih buat lu dagang," kata dia menyudahi.

Seperti diketahui Haikal alias SH bersama tiga pelaku lainnya berinisial MKU (19), ALS (19), dan NTM (27) berhasil membobol akses pada server PT Citilink Indonesia (www.citilink.co.id) akun milik PT Global Network, atau Tiket.com, sejak tanggal 11 sampai 27 Oktober 2016. Atas perbuatannya, para pelaku dijerat dengan Pasal 46 ayat (1), (2) dan (3) juncto Pasal 30 ayat (1), (2) dan (3) dan atau Pasal 51 ayat (1) dan (2) juncto Pasal 35 dan/atau Pasal 36 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan atau Pasal 363 KUHP dan/atau Pasal 3, Pasal 5 dan Pasal 10 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. (mus)

 

MOU Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) dengan Nigella Group (Doc: Istimewa)

Indonesia-Turki Kerja Sama untuk 'Tangkis' Serangan Hacker

Perkembangan Pesat Teknologi, Perusahaan Turki ini Sebut Blockchain Bisa 'Tangkis' Seranga

img_title
VIVA.co.id
2 November 2024