Polifenol, Senyawa Bermanfaat dalam Ganja
- The Independent
VIVA.co.id – Kasus hukum Fidelis Ari, yang menggunakan ganja untuk kesembuhan penyakit sang istri menarik perhatian banyak pihak. Apa benar ganja mampu menyembuhkan penyakit? Menanggapi hal ini, peneliti menjelaskan panjang lebar.
Dalam perbincangan melalui pesan instan dengan VIVA.co.id, peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof. Dr. M. Hanafi, mengatakan bahwa ada beberapa zat yang terkandung di dalam daun ganja. Tumbuhan dengan nama latin Cannabis sativa atau C. Indica ini memiliki zat yang bervariasi.
"Saya kira sudah banyak yang tahu efek samping ganja, salah satunya membuat orang euforia. Tapi efeknya di tiap individu bisa berbeda," ujar Profesor Hanafi, yang merupakan peneliti bahan alam dan farmasi di LIPI.
Dijelaskan Hanafi, senyawa positif yang terkandung dalam ganja disebut polifenol. Senyawa itu berfungsi sebagai antioksidan dan bisa menjadi bahan aktif untuk kesehatan. Sedangkan zat negatifnya bernama Tetrahydrokarbinol atau disebut dengan zat halusinogen.
"Polifenol secara umum berfungsi sebagai antioksidan dalam menangkap atau menetralisir radikal bebas. Bisa juga untuk menghambat pertumbuhan sel kanker. Polifenol, dikenal juga dengan senyawa flavonoid atau isoflavonoid," jelasnya.
Meskipun ada senyawa yang menyehatkan, menanggapi kasus ekstrak ganja yang digunakan Fidelis Ari untuk menyembuhkan penyakit Syringomyelia yang diidap sang istri, Hanafi merasa dibutuhkan penelitian lebih lanjut dan mendalam.
"Bisa saja kemungkinan senyawa itu berperan. Tapi itu perlu dibuktikan lagi. Meskipun secara umum, senyawa flavonoid seperti pada teh hijau, juga bisa digunakan untuk obat kanker," katanya.