Cerita LIPI Sukses Kelola Air Tercemar di Kabupaten Bangka
- REUTERS/Mariana Bazo
VIVA.co.id – Sepuluh tahun lamanya, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, atau LIPI mengembangkan teknologi pengolahan air bersih. Beberapa wilayah di Indonesia terkendala air bersih, salah satu penyebab besarnya ialah akibat pencemaran.
Kepala Balai Pengembangan Instrumentasi LIPI, Tri Sugiarto mengatakan, dia dan rekan-rekannya mempunyai sistem yang terintegrasi untuk pengelolaan air pada suatu wilayah atau pulau.
"Ketahanan air suatu daerah, merupakan pondasi dari ketahanan pangan dan energi suatu wilayah yang berujung pada kesejahteraan perekonomian masyarakat di daerah tersebut," ujar Anto, saat konferensi pers LIPI terkait Hari Air Sedunia, di Gedung LIPI, Jakarta, Kamis 23 Maret 2017.
Konsep yang terintegrasi itu, kata Anto, meliputi rencana umum tata ruang dan tata wilayah dengan pemanfaatan lahan yang berwawasan lingkungan, teknologi pengelolaan sumber daya air, teknologi pengolahan air, teknologi konservasi air, teknologi monitoring kualitas dan kuantitas air, teknologi distribusi air, testing kualitas air dan teknologi recycle air limbah.
Kabupaten Bangka Barat, menjadi target LIPI menerapkan teknologi yang dikembangkan. Kabupaten Bangka Barat dipilih, karena di wilayah itu mengalami kesulitan akses terhadap air bersih karena kurangnya daya serap lahan, serta tingginya ekploitasi lahan untuk kegiatan pertambangan.
"Sehingga masyarakat sulit mendapatkan akses air bersih. Kalaupun ada, sumber air tersebut adalah air bekas kegiatan pertambangan," jelas Anto.
Untuk itulah, LIPI menawarkan solusi melalui kerjasama dengan pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka Barat dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bangka Barat, diawali dengan membantu merencanakan tata ruang dan tata wilayah yang berwawasan lingkungan kepada Pemkab Bangka Barat.
Selanjutnya dilakukan pengelolaan air bekas tambang sebagai sumber air bersih bagi masyarakat. Saat ini, LIPI telah menerapkan teknologi online monitoring kualitas dan kuantitas air, teknologi pengolahan air bekas tambang menjadi air bersih, atau minum dengan metode Advanced Oxidation Processes (AOP) dan Electromagnet Water Treatment (EWT).
“Teknologi Wetland dalam rangka pengendalian dan pengolahan air bekas tambang untuk pemanfaatan air pertanian, serta teknologi online monitoring distribusi air pada sistem pengolahan dan distribusi air di PDAM Bangka Barat,” papar Anto.
Dalam membantu wilayah krisis air bersih ini, LIPI menamakan konsep aplikasi mereka 'konsep One Island, One Plan, One Water'. Selanjutnya, LIPI berharap bisa menjelajah berbagai wilayah dan pulau kecil di Indonesia agar terlepas dari permasalahan krisis air bersih. (asp)