Begini Wajah Tampan Korban Pembunuhan Brutal 1400 Tahun Lalu
- www.mirror.co.uk/Dundee University
VIVA.co.id – Para arkeolog dari University of Dundee Skotlandia merekonstruksi korban pembunuhan brutal sekitar 1.400 tahun lalu. Arkeolog merekonstruksi wajah dari fosil lengkap pria yang ditemukan di dalam sebuah gua berbatu di Semenanjung Black Isle. Dari hasil rekonstruksi, wajah korban pembunuhan brutal itu diklaim tampan.
Fosil pria itu ditemukan dalam posisi duduk bersila, dan terhimpit oleh bebatuan. Analisis sementara pada fosil tersebut, setidaknya terdapat lima pukulan yang menyebabkan patah tulang pada tengkorak dan wajah fosil tersebut.
Menurut tim arkeolog, inilah yang menjadi penyebab kematian pada pria itu. Peristiwa pembunuhan brutal terjadi antara 430 dan 630 Masehi sering disebut sebagai periode Pictish di Skotlandia.
Dilansir Mirror, Senin 20 Februari 2017, salah seorang ahli arkeolog forensik, Sue Black menjelaskan mengapa pria yang menjadi korban pembunuhan brutal itu disebut-sebut memiliki wajah tampan. Mereka telah membuat sketsa wajah pria itu dari penemuan fosil.
"Pria itu memiliki rambut panjang bergelombang dengan jenggot tebal dan bercak ringan di sekitar wajahnya," kata Black.
Menurut Black, akibat pukulan itu, pukulan pertama menyebabkan pecah pada giginya di sisi kanan. Pukulan kedua sepertinya menggunakan tongkat sehingga rahangnya pecah di sebelah kiri.
Pukulan ketiga mengakibatkan patah di bagian belakang kepalanya. Hal ini mungkin karena terjatuh akibat pukulan keras yang diterima pada rahangnya.
Selanjutnya peneliti menduga, pukulan keempat dan kelima dimaksudkan untuk mengakhiri hidup pria itu. Pukulan bertubi dilakukan ketika dia terjatuh ke tanah. Ditemukan retak yang cukup parah pada tengkorak tubuh pria itu.
Para arkeolog merasa puas dengan penemuan tersebut, karena mereka telah mengungkap fakta yang terjadi pada periode Pictish. Mereka puas sebab bisa mengungkap di masa tersebut, ada cara unik yang digunakan orang terdahulu mengubur korban, yakni dengan posisi duduk dan menimpal tubuhnya dengan batu.
Arkeolog juga mengungkap, gua tempat pria itu ditemukan sebagai tempat penempa besi selama periode Pictish. Bukti itu dikuatkan dengan temuan tungku untuk memanaskan besi serta ditemukan puing-puing besi.
Â
Experts from @UoDCAHID reveal Pictish man who was brutally murdered 1,400 years agohttps://t.co/Rm91223Gwz pic.twitter.com/JDfTQywgoy
— University of Dundee (@dundeeuni) 17 Februari 2017
Â
Â