Peneliti Jerman Klaim Uji Vaksin Malaria Efektif 100 Persen
- Pixabay/PhotoLizM
VIVA.co.id – Tampaknya vaksin malaria yang diciptakan oleh German Centre for Infection Research (DZIF) ini akan menjadi penangkal gigitan nyamuk malaria di masa depan. Tahap kedua uji klinis oleh DZIF diklaim terbukti 100 persen melindungi pasien dari malaria.
Kandidat vaksin baru ini bernama Sanaria PfSPZ-CVAC. Peter Kremsner, salah seorang penulis studi, mengatakan mereka melakukan pengujian terhadap 67 orang dewasa sehat, baik sebelumnya pernah terinfeksi malaria atau tidak.
"Sembilan peserta yang diberikan dosis tertinggi, 100 persen dilindungi terhadap penyakit (malaria) selama setidaknya 10 minggu setelah vaksinasi," kata Kremsner, seperti dilansir Science Alert, 16 Februari 2017.
Sementara pasien lain yang diberikan dosis lebih rendah tingkat keberhasilan vaksin antara 33 dan 67 persen.
Lebih lanjut, Kremsner mengatakan, vaksin Sanaria PfSPZ-CVAC ini lebih kepada melindungi hati. Sebab, setelah seseorang digigit oleh nyamuk terinfeksi malaria, parasit menyebar ke hati. Usai direspons oleh hati kemudian menyebar ke seluruh tubuh, maka jadilah penyakit malaria.
"Perlindungan disebabkan oleh limfosit T spesifik dan respons antibodi terhadap parasit dalam hati," jelas Kremsner.
Kremsner menambahkan, kesuksesan uji klinis kedua vaksin besutan mereka ini masih perlu dilanjutkan untuk tahap uji klinis ketiga.
Diketahui, sebelumnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan vaksin malaria berlisensi RTS S atau dikenal dengan Mosquirix siap diluncurkan di tiga negara Afrika sub-Sahara pada tahun 2018.
Mosquirix sejauh ini hanya terbukti 50 persen efektif pada anak-anak. (ren)