Jack Ma Batal Jadi Penasihat e-Commerce Indonesia

Pendiri Alibaba, Jack Ma (kanan) bersama Presiden Jokowi di China
Sumber :
  • Twitter/@AlibabaGroup

VIVA.co.id – Pendiri sekaligus Chief Executive Officer Alibaba Group, Jack Ma, disebut batal menjadi penasihat e-commerce untuk pemerintah Indonesia.

Trik Jitu Cara Hemat Belanja E-Commerce yang Wajib Diketahui Setiap Pembeli

Menteri Komunikasi dan Informasi, Rudiantara yang mengatakan batalnya Jack Ma tersebut. Padahal, pemerintah baru mengeluarkan paket kebijakan ekonomi ke-14 yang fokus pada e-commerce.

"Ini Jack Ma sudah ribut-ribu saja. Akhirnya kita kalah sama Malaysia. Mereka duluan. Habis ribut mulu," kata Rudiantara, di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 10 November 2016.

Smesco Indonesia Soroti Isu PHK Massal Tokopedia, Khawatir Jadi Pintu Masuk Pekerja Asing

Informasi itu diperoleh Rudiantara, dari mengikuti sosial media. Ia mengatakan, akan berkonsultasi dengan Menko Perekonomian Darmin Nasution mengenai hal ini. Termasuk mencari tahu kebenaran informasi apakah Jack Ma memang diambil Malaysia.

"Saya akan konsultasi dulu dengan Pak Darmin, enaknya gimana. Saya juga akan tabayyun (mencari informasi), benar enggak nih. Itu kan di medsos bahwa dia sama PM Malaysia sudah salaman. Kalah cepat karena belum apa-apa kita ribut," jelasnya.

Integrasi Tiktok Shop dan Tokopedia, DPR: Harus Bantu UMKM Adaptasi dengan Teknologi

Meski begitu, Rudiantara mengaku tetap akan mengajukan agar Jack Ma menjadi penasihat untuk e-commerce di Indonesia. "Saya tetap approach," tegasnya.

Dalam paket ke-14, pemerintah membentuk PMO (Project Manager Officer). Tugasnya adalah memonitor terlaksananya paket ke-14 ini yang mengkhususkan mengenai e-commerce.

Untuk mengawasi, maka dibentuk SC yang berisi di antaranya adalah sejumlah menteri. Pada posisi ini, rencananya Jack Ma akan ditempatkan.

"Nanti ada sterering committee anggotanya menteri. Mereka harus mendapatkan masukan baik dalam negeri maupun internasional. Masukan ini bisa diberikan oleh advisor. Itu tidak punya kepentingan, artinya bisa siapa saja. Bisa dari internasional, bisa nasional. Internasional salah satunya Jack Ma," jelasnya.

Ilustrasi menggunakan teknologi / smartphone.

Program PMT Berbahan Lokal Manfaatkan Kecanggihan Teknologi

Penggunaan platform online mendorong pengadaan barang dan jasa lebih akuntabel, melibatkan UMKM.

img_title
VIVA.co.id
3 Desember 2024