Jack Ma Resmi Jadi Penasihat E-Commerce Indonesia
- China Daily/via REUTERS
VIVA.co.id – Pendiri sekaligus Chief Executive Officer Alibaba Group, Jack Ma, menyambut positif permintaan pemerintah Indonesia untuk menjadi penasihat peta jalan (roadmap) e-commerce.
"Alibaba Group telah mengkonfirmasi bahwa Jack Ma menerima tawaran pemerintah Indonesia sebagai penasihat ekonomi dalam urusan e-commerce," bunyi keterangan resmi Alibaba, dikutip dari situs Tech in Asia, Kamis, 8 September 2016.
Pemerintah Indonesia juga membentuk steering committee (SC) yang terdiri dari 10 menteri terkait, di mana Jack Ma akan menjadi penasihat di dalamnya.
Kabar yang beredar mengungkapkan Jack Ma menerima tawaran Indonesia, tak lain karena Lazada.
Pada awal tahun ini, Alibaba melakukan aksi korporasi dengan membeli Lazada yang menguasai pasar Asia Tenggara dengan mahar sebesar US$1 miliar atau lebih dari Rp13 triliun.
Sosok Jack Ma bukan sembarang di industri e-commerce. Dengan kerja kerasnya membangun Alibaba di China sejak 17 tahun lalu, Jack Ma berhasil menguasi pasar e-commerce secara global.
Melihat rekam jejak tersebut, pemerintah Indonesia menawarkan Jack Ma menjadi penasihat, untuk memuluskan industri e-commerce yang baru dijalani.
Merumuskan roadmap
Dengan demikian, pada 2020, pemerintah menargetkan nilai bisnis e-commerce Indonesia mencapai US$130 miliar.
Sementara, Pelaksana Tugas Kepala Pusat Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika, Noor Iza, mengungkapkan peran Jack Ma akan memberikan gambaran bagaimana seharusnya fondasi e-commerce dibentuk.
"Itu berdasarkan pengalaman dia (Jack Ma). Bentuknya sharing, mendengarkan berbagai masukan. Jadi, kita tidak mentah-mentah terima masukan," ucapnya, melalui sambungan telepon.
Lebih lanjut, Noor memastikan juga dalam merumuskan peta jalan e-commerce itu dengan melibatkan tokoh-tokoh e-commerce lokal.
"Kita berharap (bergabungnya) Jack Ma memberikan gambaran e-commerce itu seperti apa. Berdasarkan kemampuan dan kualitasnya. Di satu sisi kita bisa go global, tapi sisi lain, bukan berarti kita dibanjiri produk dari luar negeri," ungkap Noor. (ase)