VIDEO: Detik-detik Merkurius Lewat Depan Matahari
- U-Report
VIVA.co.id – Momen langka Planet Merkurius melewati depan 'wajah' Matahari berlangsung kemarin, Senin 9 Mei 2016. Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengabadikan peristiwa alam yang terjadi 12 sampai 13 kali dalam satu abad tersebut.Â
Mengutip dari Space, Selasa 10 Mei 2016, lewat di depan Matahari berlangsung selama 7,5 jam. Transitnya Merkurius itu direkam oleh fasilitas Solar Dynamics Observatory (SDO) milik NASA.Â
Direktur Ilmu Planet NASA, Jim Green menyebut transitnya Merkurius di depan Matahari itu memang langka. "Apa yang terjadi selama transit tersebut, benar-benar semua tentang perspektif," kata Green.Â
Diketahui merupakan planet terdekat dengan pusat Tata Surya tersebut. Merkurius mengorbit Matahari setiap 88 hari. Dengan posisi demikian, secara teknik sebenarnya Merkurius bisa sangat sering lewat di antara Matahari dan Bumi.Â
Namun, nyatanya, transit Merkurius tampak dalam perpektif di Bumi hanya belasan kali dalam satu abad. Hal ini, jelas Green, karena orbit Merkurius dan Bumi punya beda tujuh derajat.Â
"Yang artinya, planet terkecil itu melewatkan Matahari, (meski) dari perspektif kita itu sangat banyak," kata dia.Â
Dalam catatan sejarah, pengamatan Merkurius di depan Matahari pertama kali dilakukan oleh Pierre Gassensi yang memprediksi transit tersebut pada 1631.Â
Usai momen tahun tersebut, para astronom rutin mengamati fenomena alam tersebut. Meski sudah empat abad, para ilmuwan tak bosan untuk mengamati peristiwa transit Merkurius tersebut. Tiap momen transit diyakini ilmuwan bisa menjadi bahan pendalaman pengetahuan tentang alam semesta.Â
Misalnya selama masa transit, ilmuwan dengan menggunakan instrumen modern bisa mempelajari atmosfer sangat tipis Merkurius yang dikenal dengan eksosfer. Saat tubuh Merkurius memblokir cahaya Sang Surya, tetapi karena cahaya melewati asmosfer tipis, maka akan memblokir, atau menyerap gelombang panjang cahaya Matahari tersebut.Â
Merkurius diketahui mengeluarkan gas termasuk potasium dan sodium ke atmosfernya dari bawah menuju lapisan permukaannya.Â
Proses transir planet kepada bintang induknya memang menjadi perhatian menarik bagi ilmuwan. Apalagi, jika transir planet ke induk itu terjadi di luar Tata Surya, itu akan jadi momentum bagi ilmuwan untuk menemukan planet luar Tata Surya.Â
(asp)