NASA Dituding Larang Karyawannya Gunakan Kata Yesus
Selasa, 9 Februari 2016 - 11:33 WIB
Sumber :
- U-Report
VIVA.co.id – Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dituding melakukan pelarangan kepada karyawannya yang berada di Johnson Space Center untuk menggunakan nama Yesus. Hal itu jelas menuai kontroversi, karena dinilai tak menghormati kebebasan berekspresi dan beragama.
"Itu mengejutkan bagi kita semua dan kita sangat frustasi. NASA mempunyai sejarah yang panjang mengenai penghormatan kepada ucapan bernada agama. Mengapa mereka tidak memungkinkan kita untuk menggunakan nama Yesus pada kelompok kami," ujar Sophia Smith kepada Fox News, Selasa, 9 Februari 2016.
Persoalan tersebut dimulai ketika NASA tak ingin ada penyematan nama Yesus dalam surat kabar di Johnson Space Center. Diketahui, biasanya terdapat penggunaan kata Yesus setiap ada pengumuman yang dipajang untuk karyawannya.
Belum diketahui latar belakang pelarangan tersebut. Sebab NASA hanya mengimbau kepada karyawanya tidak menggunakan nama Yesus lagi dalam surat kabar di Johnson Space Center.
Sontak, usai mendengar kabar pelarangan itu, orang-orang yang beragama Kristen di NASA akan menggugatnya. Ancaman gugatan itu akan dilangsungkan melalui Liberty Institute, salah satu firma hukum soal kebebasan beragama. Mereka menuntut NASA meminta maaf dan berhenti menyensor nama Yesus.
"Para anggota klub tahu bahwa NASA telah menyensor mereka dan mereka tidak nyaman dengan itu. Intinya NASA tidak harus menyensor menggunakan nama Yesus dalam iklan karyawan. Itu diskriminasi agama secara terang-terangan," ungkap pengacara Liberty Institute, Jeremy Dys.
Sementara itu, pihak NASA menanggapi ancaman gugatan yang akan dilakukan oleh karyawannya sendiri melalui Liberty Institute. NASA menyatakan kalau pihaknya tidak melarang penggunaan kata dalam agama tertentu untuk berkomunikasi.
"NASA tidak melarang penggunaan nama agama tertentu di newsletter karyawan. Badan ini memungkinkan sejumlah sipil, profesional, agama, dan lainnya dalam organisasi karyawan untuk bertemu dalam waktunya sendiri. Kami percaya dan mendorong dialog terbuka dan beragam antara karyawan dan seluruh badan," jelasnya. (ase)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya