Terbuka Kesempatan 1.000 Mahasiswa Dikirim ke Luar Negeri
- VIVA.co.id/Rebecca Reifi Georgina
VIVA.co.id - Direktur Pembelajaran, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Paristianti Nurwadani menyatakan, penerima program Credit Transfer Centre (Create) atau program kredit transfer akan diberikan kesempatan kepada 1.000 mahasiswa, yang difokuskan pada mahasiswa strata satu (S1). Pemberian kredit untuk 1.000 mahasiswa ini untuk program 2016.
Sementara itu, pada tahun ini, sebanyak 700 mahasiswa tercatat sebagai penerima program Create Kemenristekdikti. Tujuan program Create, disebut agar mahasiswa bisa menempuh studi di Jepang, Korea, China, Eropa, dan Amerika.
“Sesuai imbauan Menristekdikti, kami akan mencari bibit unggul (dalam program Create) tahun depan 1.000 mahasiswa,” ujar Paristianti, di Gedung Dikti, Jakarta Pusat, Jumat, 23 Oktober 2015.
Program transfer dirasa sangat penting bagi mahasiswa Indonesia. Paristianti menyebut pada 2030, Indonesia ditargetkan akan menjadi jajaran tujuh negara dengan ekonomi terbesar di dunia, seiring dengan peningkatan jumlah kelas menengah, dengan laju mencapai 300 jiwa per tahun.
“Hal ini tentunya dengan syarat apabila kita bisa membenahi dan menjamin pendidikan hingga jenjang paling tinggi bagi generasi muda kita,” katanya.
Paristianti menjelaskan, pendidikan masyarakat Indonesia yang mengenyam pendidikan tinggi hanya sebesar 7,2 persen, sisanya adalah pendidikan menengah (22,4 persen) dan pendidikan dasar (70,4 persen).
Kondisi itu, menurut dia, ironis, karena melalui pendidikan tinggi lah dapat menghasilkan tenaga kerja yang lebih produktif dari segi ilmu pengetahuan dan keterampilannya.
“(Program Create) sangat penting, di mana untuk meningkatkan fasilitas dari para siswa agar bisa meniti karier di depan lebih baik,” ucapnya.
Kemudian, dikatakan penting untuk mempersiapkan mahasiswa agar mengetahui kompetensi di internasional. Mahasiswa Indonesia bisa melihat capaian kompetensi di ASEAN sebagai contoh untuk generasi di bawah mereka.
Syarat program
Paristianti menuturkan, syarat agar mahasiswa mendapatkan bantuan program Create tidak susah. Prioritas syarat yaitu mahasiswa harus punya kemauan yang kuat, belajar, disiplin dengan berperilaku baik. Dalam program ini, penerima juga dapat menikmati transfer kredit maksimal selama satu semester
“Kami buat Create, (pertimbangannya) bukan hanya IQ, tapi lebih penting EQ,” katanya.
Ia pun meminta beberapa hambatan yang dilalui 700 mahasiswa penerima program tahun ini bisa dijadikan sebagai pembelajaran.
Dia mengatakan, hambatan yang dilalui, pertama adalah bahasa. Banyak dari mahasiswa yang menjadikan bahasa sebagai kendala.
Hambatan lainnya adalah budaya dan kedisiplinan. Paristianti mengatakan, hal itu sangat penting, karena Indonesia dan negara target transfer memiliki perbedaan kebudayaan.
“Soal bangun kesiangan, kalau di sana, di Jepang, bangun siang bisa bubar jalan,” katanya mencontohkan.
Hambatan selanjutnya yaitu kesiapan mental. Ia mengatakan di Korea dan Jepang, sudah terbiasa berjalan walau jarak yang ditempuh berkilo-kilometer.
“Dua kilometer di sana jalan, di sini ngangkot,” ujarnya.
Untuk itu, Paristianti menegaskan, agar mahasiswa Indonesia mempersiapkan betul untuk program kredit transfer di luar negeri.
Dia menagatakan, untuk universitas yang sudah memberlakukan Create sudah mencapai 100 perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Selama ini, perguruan tinggi yang paling banyak mengirimkan mahasiswa dalam program ini berasal dari 20 universitas besar Indonesia.
Tiga di antaranya adalah Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
“Justru, sekarang kami kan prioritaskan juga yang belum mendapat kesempatan,” katanya.
Terkait program studi yang diutamakan adalah kesehatan, pariwisata, pertanian, dan maritim. "Sesuai juga dengan visi misi Presiden Jokowi, Nawacita, kemaritiman," kata dia.
Terkait pembiayaan yang diberikan, Paristianti mengatakan, ada tiga kategori bantuan yang diberikan pada mahasiswa transfer. Pertama, kategori sangat istimewa di berbagai bidang, bukan hanya IQ, EQ, dan SQ.
Pada kategori ini, disebutkan pemerintah akan menyokong biaya secara penuh dari biaya kuliah, tempat tinggal dan tiket ke luar negeri.
Kategori kedua adalah istimewa. Pada kategori ini, pemerintah akan membayarkan biaya kuliah, sedangkan biaya tiket dan tempat tinggal ditanggung oleh orang tua. Kategori terakhir, yaitu yang berkemauan kuat, maka pemerintah akan memberikan kesempatan membayarkan uang kuliah, lalu selebihnya ditanggung oleh orang tua. (art)