Anda Investor Ethereum? Ini Segala Hal yang Perlu Anda Ketahui Tentang Ethereum Fork

Ethereum (ETH).
Sumber :
  • Al Jazeera

VIVA – Ethereum merupakan salah satu aset kripto paling populer dan mendominasi dalam ekosistem blockchain. Sebagai investor, Anda tentu ingin memahami setiap aspek yang mempengaruhi jaringan ini, termasuk fenomena fork.

Gubernur BI Sebut Rupiah Melemah November 2024 karena Investor Balik ke AS

Dalam dunia blockchain fork memiliki dampak signifikan terhadap aset dan nilai koin di jaringan tertentu. Pada artikel ini secara khusus kita akan membahas Ethereum fork serta dampaknya terhadap harga Ethereum dan apa  implikasinya bagi Anda sebagai investor.

Mengenal Koin Ethereum

Ketersediaan Lahan dan Infrastruktur, Kupang Siap Terima Investor

Sejak diluncurkan pada tahun 2015 oleh Vitalik Buterin Ethereum memang diplot sebagai blockchain yang utilitasnya lebih dari sekadar alat pembayaran. Ethereum hadir dengan inovasi smart contracts dan decentralized applications (dApps) yang memungkinkan berbagai proyek termasuk protokol DeFi (Decentralized Finance) dan NFT (Non-Fungible Token) berkembang di ekosistem atau jaringan Ethereum.

Ethereum bekerja dengan token asli yang disebut Ether (ETH) yang biasanya digunakan untuk membayar biaya transaksi atau gas fees. Hingga saat ini Ethereum telah menarik minat ribuan pengembang dan investor karena fleksibilitas dan skalabilitasnya. Namun tantangan seperti biaya tinggi dan keterbatasan skalabilitas mendorong adanya pembaruan signifikan dalam bentuk fork.

IHSG Diprediksi Rebound Dibayangi Potensi Koreksi, Intip Rekomendasi Saham Potensial Cuan 

Tentang Ethereum Fork dan Dampaknya

1. Apa Itu Ethereum Fork?

Secara teknis fork dalam jaringan blockchain adalah perubahan pada protokol atau aturan konsensus yang digunakan oleh jaringan. Ada dua jenis utama fork:

  • Soft Fork: Pembaruan yang kompatibel dengan versi sebelumnya di mana node lama tetap dapat memvalidasi transaksi.
  • Hard Fork: Pembaruan yang tidak kompatibel dengan versi sebelumnya yang mengharuskan semua peserta jaringan untuk memperbarui perangkat lunak mereka. Dalam beberapa kasus hard fork bisa menyebabkan terciptanya dua blockchain terpisah seperti yang terjadi antara Ethereum dan Ethereum Classic.

2. Sejarah Ethereum Fork

Salah satu momen paling signifikan dalam sejarah Ethereum terjadi pada tahun 2016 setelah insiden hack terhadap proyek DAO (Decentralized Autonomous Organization) yang menyebabkan hilangnya Ether dalam jumlah besar. Untuk mengatasi masalah ini komunitas Ethereum sepakat melakukan hard fork yang akhirnya memisahkan jaringan menjadi dua:

  • Ethereum (ETH): Blockchain utama yang mengikuti aturan baru dan membatalkan transaksi yang melibatkan dana yang dicuri.
  • Ethereum Classic (ETC): Versi lama yang mempertahankan transaksi asli dan aturan sebelumnya.

Keputusan untuk melakukan hard fork saat itu menimbulkan perdebatan terkait prinsip desentralisasi. Namun Ethereum (ETH) yang mengikuti aturan baru tetap menjadi blockchain dominan dan melanjutkan inovasi hingga saat ini.

3. Ethereum Fork: Dampak The Merge dan Perubahan Konsensus

Salah satu pembaruan terbesar dalam ekosistem Ethereum adalah The Merge pada September 2022. Pembaruan ini menggantikan mekanisme konsensus dari Proof of Work (PoW) menjadi Proof of Stake (PoS). The Merge adalah contoh dari fork terencana yang tidak menciptakan dua jaringan berbeda tetapi mengubah infrastruktur Ethereum secara mendasar untuk mengurangi konsumsi energi dan mempercepat transaksi.

Selain dampak teknis The Merge juga memengaruhi harga Ether di pasar karena ekspektasi akan peningkatan efisiensi jaringan. Dengan konsensus PoS pengguna kini bisa mendapatkan imbal hasil melalui staking, di mana ETH dikunci dalam jaringan untuk mendukung validasi transaksi dan mendapatkan reward.

4. Potensi Dampak Fork terhadap Anda sebagai Investor

Fork dalam jaringan Ethereum memiliki beberapa dampak penting yang harus Anda perhatikan sebagai investor:

● Volatilitas Harga

Pengumuman atau pelaksanaan fork seringkali memicu volatilitas tinggi di pasar. Ini bisa memberikan peluang bagi Anda untuk mengambil keuntungan tetapi juga berisiko.

● Airdrop Token

Dalam beberapa kasus hard fork pemegang token di jaringan lama bisa mendapatkan airdrop dari jaringan baru. Misalnya ketika Ethereum Classic (ETC) terbentuk, pemegang Ether di jaringan asli memperoleh jumlah ETC yang sama.

● Risiko Keamanan

Fork bisa menyebabkan ketidakpastian sementara dalam hal keamanan jaringan terutama jika node atau aplikasi gagal mengikuti pembaruan dengan benar.

● Strategi Jangka Panjang

Dengan perubahan konsensus seperti The Merge Anda perlu meninjau kembali strategi investasi. PoS memungkinkan Anda memperoleh imbal hasil melalui staking, yang bisa menjadi peluang baru dalam jangka panjang.

Sebagai investor memahami kapan dan bagaimana fork terjadi dapat membantu Anda mempersiapkan strategi yang tepat dan menghindari risiko yang tidak perlu.

Ethereum fork merupakan fenomena penting dalam ekosistem blockchain yang dapat mempengaruhi nilai aset dan perkembangan jaringan. Sebagai investor Ethereum Anda perlu memahami dampak fork terhadap harga, potensi airdrop token baru, serta perubahan konsensus yang bisa mengubah mekanisme jaringan. Salah satu contoh terbesar adalah The Merge yang membawa Ethereum ke era baru dengan konsensus Proof of Stake.

Dengan memahami ekosistem dan dinamika fork Anda dapat mengambil keputusan investasi yang lebih bijak dan siap menghadapi perubahan dalam jaringan Ethereum. Tetaplah memperbarui informasi Anda tentang pembaruan jaringan dan bersiap menghadapi potensi volatilitas pasar. Pemahaman ini akan membantu Anda memaksimalkan keuntungan sekaligus meminimalkan risiko dalam investasi di pasar kripto yang dinamis.

Direktur PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Karno dan Dirut KSEI Samsul Hidayat.

Resmi Jadi Bank Kustodian Syariah, Muamalat Dorong Pengembangan Efek Syariah Dalam Negeri

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk secara resmi menjadi bank kustodian syariah di Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
21 November 2024