5 Fakta Peneliti MIT Temukan Material Baja Baru, Kuat Tapi Ringan

Material baru yang ditemukan peneliti MIT
Sumber :
  • MIT News

VIVA – Baru-baru ini peneliti Massachusetts Institute of Technology (MIT) telah berhasil mengembangkan material baru yang diketahui 'lebih kuat dari baja dan ringan seperti plastik’. Melansir dari The Sun, penelitian tersebut dipresentasikan dalam jurnal Nature dalam sebuah artikel berjudul “Irreversible synthesis of an ultrastrong two-dimensional polymeric material”.

Inspiratif, Nukila Evanty Menjaga Identitas dan Hak Suku Laut di Tengah Arus Modernisasi

Material baja baru yang terbilang cukup unik tersebut ditemukan oleh seorang ahli teknik kimia dari MIT. Material baru ini merupakan polimer dua dimensi yang lebih kuat dari baja namun memiliki berat yang sangat ringan seperti plastik. Berikut ini fakta-fakta dari material baja baru yang ditemukan oleh peneliti MIT. 

Dapat dirakit sendiri dan diproduksi dalam jumlah besar

Peneliti Ungkap Tantangan dan Peluang Besar Transformasi Sistem Pangan Berkelanjutan di Indonesia

Material baru yang ditemukan oleh peneliti MIT tersebut diketahui dapat dirakit sendiri menjadi lembaran. Bahkan material baru tersebut dapat diproduksi dengan mudah dalam jumlah yang besar. 

Ringan tapi kuat

Periset BRIN Masuk Daftar Top 2% Ilmuwan Dunia, DPR: SDM RI Memang Mampu Bersaing

Dibandingkan dengan kaca anti peluru, material baru ini memiliki modulus elastisitas empat dan enam kali lebih besar. Maka dari itu material ini dapat dikatakan lebih kuat daripada baja. Untuk mematahkan material ini diperlukan gaya yang dua kali lipat dari baja. Material baru ini juga akan jauh lebih mudah untuk dibentuk menjadi bahan yang sangat kuat, tetapi sangat tipis atau ringan. 

Dapat menopang bangunan

Menurut Michael Strano, Profesor Teknik Kimia Carbon P. Dubbs di MIT, pada material ini ditemukan hal yang baru. Dimana jika biasanya plastik dianggap tidak bisa menjadi penopang dalam sebuah bangunan namun kini dianggap bisa dengan material baru yang ditemukan tersebut karena memiliki sifat yang sangat tidak biasa. 

Menggunakan polimerisasi baru

Polimer dua dimensi yang kuat dan ringan tidak dibuat dengan mudah karena struktur yang terbentuk seperti lembaran akan hilang jika hanya satu monomer saja yang berputar ke atas atau ke bawah, keluar dari bidang lembaran yang tumbuh dan materi yang akan mulai mengembang dalam tiga dimensi. 

Dalam studi ini, para peneliti telah mendemonstrasikan proses polimerisasi baru untuk membuat lembaran 2D yang disebut sebagai poliaramid. Melamin menjadi senyawa yang digunakan oleh peneliti untuk blok bangunan monomer. Hal itu dikarenakan kandungan struktur cincin atom karbon dan nitrogen yang ada pada melamin. 

Struktur material baru ini bisa menjadi sangat stabil dan kokoh dikarenakan senyawa melamin tersebut membentuk cakram dalam kondisi yang tepat. Dimana cakram tersebut akan menumpuk satu sama lainnya di atas dan di antara lapisannya disatukan oleh ikatan hidrogen yang membuat stabil dan kokoh. 

Dapat menjadi pelindung logam

Material ini tidak hanya dapat digunakan untuk membuat lapisan yang kuat untuk suku cadang otomotif dan smartphone saja,, tetapi juga sebagai bahan konstruksi untuk jembatan dan bangunan struktural besar lainnya.

Loreal - UNESCO for Women in Science National Fellowship 2024 Award Ceremony

Hadirkan Inovasi untuk Indonesia, 4 Peneliti Perempuan Raih Penghargaan L’Oreal - UNESCO For Women in Science 2024

Tahun ini, 4 perempuan peneliti berprestasi berhasil meraih penghargaan yang disertai dengan pendanaan riset senilai Rp100 juta untuk masing-masing peneliti.

img_title
VIVA.co.id
12 November 2024