AS akan Luncurkan Roket Nuklir ke Orbit Bumi

Ilustrasi bumi
Sumber :
  • Pixabay/Steven Goddard

VIVA – Militer Amerika Serikat berencana menembakkan roket termal nuklir ke orbit Bumi. Tujuannya untuk memonitor kejadian di luar angkasa antara Bumi dan Bulan.

Penggunaan Rudal Barat oleh Ukraina Bisa Picu Rusia Gunakan Senjata Nuklir

Mengutip Space, Kamis, 1 Oktober 2020, proyek ini diperintahkan oleh Badan Proyek Penelitian Lanjutan Pertahanan atau DARPA. Tak tanggung-tanggung, badan itu menggelontorkan uang mencapai US$14 juta atau sekitar Rp208,2 miliar untuk menjalankan pekerjaan itu.

Proyek itu akan dikerjakan oleh Gryphon Technologies. Perusahaan tersebut berasal dari Washington DC, dan menyediakan layanan solusi teknik untuk organisasi keamanan nasional.

Perang Memasuki 1.000 Hari: Ukraina Tembakkan Rudal AS, Rusia Ancam Siap Pakai Nuklir

Pekerjaan ini dilakukan untuk mendukung program Demonstration Rocket for Agile Cislunar Operations (DRACO) dari DARPA. Tujuannya untuk mendemokan sistem nuclear thermal propulsion atau NTP di orbit Bumi.

Baca juga: Paramedis Inggris Bisa Beraksi seperti Iron Man

Putin Tandatangani Revisi Doktrin Nuklir Rusia, Tak Lagi sebagai “Upaya Terakhir”

Sistem menggunakan reaktor fisi yang bertugas memanaskan propelan seperti hidrogen pada temperatur yang ekstrem. Lalu, nantinya akan mengeluarkan gas lewat nozzle dan menciptakan daya dorong.

Teknologi tersebut menawarkan rasio dorong mencapai 10 ribu kali lebih tinggi dari sistem, propulsi listrik dan impuls yang spesifik. Atau mencapai dua hingga lima kali lipat dari roket kimia tradisional.

CEO Gryphon, PJ Braden menyatakan kebanggaannya bisa ikut dalam proyek DRACO serta pengembangan demonstrasi NTP.

"Kami bangga mendukung DRACO dan pengembangan serta demonstrasi NTP, kemajuan teknologi signifikasi dalam mencapai kesadaran ruang antariksa cislunar," ungkapnya.

Ilustrasi kecerdasan buatan (AI).

AI Membawa Dampak Negatif bagi Bumi

Puluhan juta perangkat dibuang setiap tahun. Kemunculan AI generatif dinilai hanya akan memperburuk keadaan Bumi lantaran lebih banyak sampah elektronik berbahaya.

img_title
VIVA.co.id
26 November 2024