Begini Bentuk Sperma Tertua di Dunia, Usianya 100 Tahun

Sperma tertua di dunia
Sumber :
  • Livescience

VIVA –  Tim peneliti menemukan sperma tertua yang pernah ada di dunia. Usianya diperkirakan 100 tahun, dan ditemukan di Myanmar.

Inspiratif, Nukila Evanty Menjaga Identitas dan Hak Suku Laut di Tengah Arus Modernisasi

Sperma itu ditemukan dalam cakram tumbuhan amber berukuran prangko, di sebuah tambang Myanmar Utara. Dalam gumpalan kecil itu terdapat 39 ostracods, di mana 31 di antaranya milik spesies yang belum pernah dilihat sebelumnya dan disebut sebagai Myanmarcypris Hui.

Obyek ini sangat pendek, dengan ukuran 0,02 inci saja, seperti dikutip VIVA Tekno dari laman Live Science, Kamis 17 September 2020.

Keluarin di Luar Kenapa Masih Bisa Hamil? Begini Jawaban dr Boyke

Hal menarik juga ditemukan para peneliti dari spesies Hui betina. Jaringan lunanya terawetkan, termasuk empat telur kecil dengan masing-masing berdiameter 50 mikrometer atau lebih kecil dari diameter rambut manusia. Di sana terdapat material seperti spageti.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Planet Alien Mengorbit

Peneliti Ungkap Tantangan dan Peluang Besar Transformasi Sistem Pangan Berkelanjutan di Indonesia

Salah seorang peneliti dari Chinese Academy of Science yang juga seorang pakar paleontologi, He Wang menggunakan computed tomography untuk melakukan rekonstruksi gambar tiga dimensi. Wang bersama tim peneliti lainnya memperkirakan, jika sperma itu memiliki panjang 200 mikrometer.

Penemuan ini juga melengkapi penelitian sebelumnya yang berhasil menemukan sperma raksasa dari hewan yang hidup sekitar 50 juta tahun lalu. Temuan ini berasal dari seekor kepompong cacing di Antartika.

Paleontolog dari Ludwig Maximilian University of Munich, Renate Matzke-Karasz mengatakan bahwa temuan sperma raksasa ini bagian dari cara reproduksi dengan intensif energi. Menurutnya dibutuhkan banyak energi untuk membuatnya dan banyak ruang untuk menampungnya pada saluran reproduksi hewan.

"Anda berpikir jika ini tidak masuk akal dari sudut pandang evolusi. Namun di ostracods, nampaknya sudah bekerja lebih dari 100 miliar tahun," kata dia.

Loreal - UNESCO for Women in Science National Fellowship 2024 Award Ceremony

Hadirkan Inovasi untuk Indonesia, 4 Peneliti Perempuan Raih Penghargaan L’Oreal - UNESCO For Women in Science 2024

Tahun ini, 4 perempuan peneliti berprestasi berhasil meraih penghargaan yang disertai dengan pendanaan riset senilai Rp100 juta untuk masing-masing peneliti.

img_title
VIVA.co.id
12 November 2024