Misi Apollo 11 Disebut Palsu, Ilmuwan Bongkar Rahasia NASA

misi ke bulan
Sumber :
  • Google Doodle

VIVA – Ahli teori konspirasi sering kali menuduh Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) telah memalsukan misi Apollo 11, ialah misi pertama pendaratan manusia ke bulan. Namun untuk membantah hal tersebut, Paul Sakakeeny bersedia buka-bukaan mengenai hal tersebut.

Dikutip dari situs Express, Senin, 3 Februari 2020, ia adalah mantan ilmuwan komputer yang bekerja di Massachusetts Institute of Technology pada tahun 60-an. Tugas utamanya saat itu adalah mengawasi sistem operasi NASA selama misi Apollo 11 pada 1969.

Sakakeeny mengklaim saat itu terjadi bug serius pada sistem, menyebabkan kerusakan saat astronaut turun ke permukaan bulan. Ia merasa cap pemalsuan pendaratan di bulan sudah keterlaluan.

"Sebagai operator komputer di bekas laboratorium yang mengembangkan komputer Apollo, panduan, perangkat lunak dan aplikasi yang diperlukan untuk mencapai bulan, saya dengan tegas mengatakan bahwa pendaratan di bulan benar-benar terjadi," ujarnya.

Ia mengawasi dan mengendalikasi semua aspek navigasi Apollo, dari sebelum peluncuran hingga akhir misi menggunakan program komersial IBM (International Business Machines).

Dalam program simulasi sebenarnya mereka telah membuat rencana navigasi dan mengunduhnya di kapsul T-minus dua menit sebelum peluncuran. Tapi kemudian simulator mengalami bug yang tidak terlihat sampai mereka bisa melakukan pendaratan di satelit alami Bumi itu.

Kerusakan itu telah menyebabkan pesawat menabrak permukaan bulan. Data penerbangan menyebut pesawat berusaha mendarat ke permukaan bulan dengan jarak tiga kaki, tapi kemudian malah menabrak. Jika mereka mengklaim NASA melakukan pendaratan palsu, data yang didapat akan berbeda.

Saat itu Neil Armstrong dan Buzz Aldrin juga mengalami masalah pada komputernya sebelum pendaratan. Sebelum mendarat Armstrong mengirim pesan, "Ini 1202... Apa itu? Beri kami bacaan tentang 1202 Program Alarm," ujarnya.

Terpopuler: 20 Promo Makan dan Minum saat Pilkada 27 November hingga Rahasia di Balik Girl Math

Arti dari kode tersebut adalah kelebihan progresif yang bisa membatalkan misi. Tapi Armstrong memutuskan mengabaikannya dan bertindak berdasarkan insting bahwa semuanya dalam keadaan baik.

"Saya memiliki firasat, selama mesin beroperasi dengan benar maka saya dapat mengendalikannya. Aku akan melanjutkan perjalanan ini," tutur Armstrong.

IHEAC 2024, Tempat Audiophile Berkumpul dan Bereksplorasi

Lebih buruknya lagi fitur autopilot juga terkunci pada lokasi yang salah dan membawa mereka ke kawah besar. Ia kemudian mampu mengatasi masalah itu dan mengarahkan pesawat ke tempat yang aman.

"Autopilot itu membawa kami ke sebuah kawah yang sangat besar, seukuran stadion sepak bola dengan lereng curam tertutup batu seukuran semangka. Bukan tempat yang baik untuk mendarat, aku mengambil alih dan menerbangkannya seperti helikopter ke arah barat," kata dia.

Vicky Prasetyo Tegaskan Tak Ada Serangan Fajar, Netizen: Gak Cair Gak Nyoblos!
Ilustrasi Bulan.

Ada 'Lubang Kehidupan' di Bulan

Data radar menunjukkan adanya gua dalam, yang dapat memberikan perlindungan, dari lingkungan Bulan yang keras.

img_title
VIVA.co.id
17 Juli 2024