Kembalinya Owa Jawa, Penghuni Gunung Puntang yang Nyaris Punah
- bbc
Dia menambahkan, tingkah polah owa saat `berpacaran` juga mirip dengan manusia.
Cuplis dan anaknya, Maral, di kandang habituasi di Gunung Puntang. - BBC
"Kalau dia cocok dia bisa colak-colek tuh . Nanti dia bisa grooming , bisa cium-ciuman, kadang-kadang lucu lah , kayak manusia. Setelah mereka cocok, kita pindahkan ke kandang jodoh dan akhirnya mereka kawin dan punya anak," kata Mul.
Sayang, anak pertama mereka mati.
Cuplis tidak punya pengalaman menjadi ibu karena jadi peliharaan seumur hidupnya.
"Awal-awal mendapatkan Maral itu perjuangan buat Cuplis. Dia sempat gagal di anak pertama. Dia belum bisa mengasuh anak karena tidak punya pengalaman. Dia tidak bisa melihat contoh dari induknya dulu. Awal-awal, dia malah mengasuh Maral di betis bukan digendong di pinggang," jelas Mul, yang sudah merawat Cuplis sejak pertama kali datang ke JGC.
Mul mengatakan, dia harus mengajarkan Cuplis cara mengasuh bayinya. Namun, bukan hanya Mul yang berperan besar, Jowi, sang owa jantan, turut andil dalam mengasuh bayi mereka.
"Pasangan owa itu akan saling menjaga satu sama lain. Apalagi ketika mereka sudah punya anak. Owa jantan juga ikut berperan dalam menjaga anaknya, dia sangat protektif terhadap keluarganya. Ikatan mereka sangat kuat," papar drh. Pristi.
Soft Release