Kembalinya Owa Jawa, Penghuni Gunung Puntang yang Nyaris Punah
- bbc
Februari lalu, satu keluarga Owa Jawa kembali dilepasliarkan ke Gunung Puntang. Keluarga tersebut terdiri dari Jowi si jantan, Cuplis sang betina dan Maral, anak mereka.
Sebelum dilepasliarkan, Owa Jawa ditempatkan di dalam kandang habituasi selama beberapa bulan untuk beradaptasi dengan habitat baru. - BBC
Namun, itu bukanlah proses yang mudah. Butuh waktu belasan tahun merehabilitasi owa yang sebelumnya menjadi peliharaan. Seperti yang terjadi pada Cuplis.
Cuplis diserahkan ke JGC pada tahun 2008.
"Cuplis ada yang nyerahin ke kantor Taman Nasional Halimun. Kondisinya kurus, ada rantai di pinggangnya. Dia tidak bisa bergerak bebas. Cuma bisa bergerak ke kiri dan kanan. Dia juga ditaruh di kandang kecil. Di luar kandang, dia terikat rantai. Jadi saat datang ke Java Gibbon Center, ada proses rehabilitasi yang cukup panjang," ujar Mulia, yang akrab disapa Mul.
Bukan hanya sekedar mengajarkan owa berlaku selayaknya satwa liar, namun proses rehabilitasi juga termasuk mencarikan pasangan.
Seperti manusia, mereka hidup berkeluarga dengan satu atau dua anak. Namun, karena owa adalah hewan monogami, pencarian pasangan bisa jadi urusan panjang.
Di pusat rehabilitasi, Cuplis beberapa kali dijodohkan dengan owa jantan, namun terus gagal. Hingga akhirnya dia bertemu Jowi, yang diserahkan ke JGC pada tahun 2014. Dengan kata lain, butuh enam tahun bagi Cuplis untuk menemukan pasangan.
"Cuplis itu sudah beberapa kali dijodohkan sama jantan, tapi nggak cocok. Akhirnya dia ketemu Jowi dan alhamdulillah cocok," sebut Mul.