Es di Arktik Pecah, Sudah Dua Kali Terjadi Tahun Ini

Lapisan es di Arktik mulai mencair.
Sumber :
  • Guardian

VIVA – Lapisan es paling tua dan tebal di Arktik mulai pecah. Ini menyebabkan terbukanya air di Greenland utara yang biasanya membeku walaupun di musim panas.

Vulpes Lagopus: Rubah Putih Penghuni Kutub Utara

Pada tahun ini telah terjadi dua kali kejadian yang sama, karena adanya angin hangat dan juga gelombang panas mendorong perubahan iklim di bumi bagian utara.

Para ahli menyatakan, fenomena ini mendorong ilmuwan untuk merevisi teori mengenai bagian Arktika dari Kutub Utara yang tahan panas paling lama. Lepas pantai utara Greenland disebut sebagai area es terakhir, karena biasanya begitu beku dan wilayah itu merupakan pertahanan paling terakhir saat semua es di daerah lain sudah meleleh.

Hewan Mungil Ini Bisa Tahu Nasib Kutub Utara

Tapi lonjakan suhu pada bulan Februari dan awal Agustus, membuat wilayah itu rentan terhadap angin, mendorong es lebih jauh dari pantai sejak catatan satelit tahun 1970-an.

"Hampir semua es di Greenland utara cukup hancur dan pecah," ujar Meteorological Institute Denmark, Ruth Mottram, dikutip dari laman The Guardian, Rabu, 22 Agustus 2018.

Lapisan Es di Laut Arktik Menyusut Tajam

Soal pantai Greenland utara sebagai es terakhir, Mottram menduga sebenarnya teori itu mengacu pada bagian jauh lebih ke darat dari wilayah tersebut.

Es di sana biasanya dipadatkan karena Transpolar Drift Stream, yaitu satu dari dua pola cuaca terbesar yang pernah ada. Pola ini terjadi saat es didorong dari Siberia ke Arktik menuju garis pantai.

"Es di sana tak punya tempat untuk pergi jadi menumpuk. Rata-rata tebalnya lebih dari empat meter dan bisa menumpuk hingga 20 meter atau lebih," kata peneliti dari US National Snow and Ice Data Center, Walt Meier.

Dia menambahkan bahwa tumpukan es di Greenland utara ini cukup tebal dan padat hingga biasanya tidak mudah untuk dipindahkan. Meier menyatakan es akan keluar melalui Selat Fram atau Nares lalu menuju ke Selatan yang air nya hangat.

Meier pun mengaku tak tahu berapa lama air terbuka akibat fenomena tersebut.

"Namun, jika ditutup beberapa hari dari sekarang, pemanasan akan selesai. Es tebal akan terdorong lebih jauh ke area yang lebih mudah mencair," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya