Demi Garis Wallace Indonesia, Inggris Keluarkan Rp68,5 M
- www.wikipedia.org
VIVA – Keanekaragaman hayati di wilayah Wallacea yang meliputi Sulawesi, Lombok, Flores, dan Kepulauan Maluku telah menarik minat dari lembaga riset dari Inggris, untuk eksplorasi lebih lanjut.
Untuk mengeksplorasi wilayah Wallacea itu, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi beserta lembaga riset Inggris, Newton Fund, memberi bantuan dana kepada para peneliti.Â
Kerja sama kedua lembaga tersebut akan memberikan dana mencapai 4,1 juta euro atau sekitar Rp68,5 miliar untuk mendukung kolaborasi dari peneliti Indonesia dan Inggris yang akan meneliti tentang keanekaragaman hayati di daerah Wallacea, bagian barat Bali, dan Papua Timur.Â
"Wallacea yang meliputi Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara Barat dan Timur adalah wilayah dengan keanekaragaman ekologis terbanyak di dunia. Sangat penting untuk mengerti potensial yang dimiliki wilayah ini. Tidak hanya untuk Indonesia, namun juga bagi dunia," ujar Dirjen Penelitian dan Pengembangan Kemenristekdikti, Muhammad Dimyati, dalam keterangannya kepada VIVA, Rabu, 7 Februari 2018.Â
Mereka berharap untuk bisa memahami tekanan pada penggunaan lahan dan adaptasi dari keragaman hayati atas perubahan yang terjadi di lingkungan tersebut.Â
Pendanaan tersebut akan mendukung manajemen efektif, pemulihan, rehabilitasi, dan eksploitasi pada wilayah tersebut dan keragaman hayati.Â
Alfred Russell Wallace
Kedua lembaga tersebut beserta lembaga penelitian lingkungan (NERC) Inggris akan mendanai 4 hingga 5 proposal penelitian kolaborasi kedua negara selama tiga tahun ke depan.Â
"Lewat program ini pemerintah Inggris bergabung dengan Kemenristekdikti untuk mendukung pengembangan ilmu pengetahuan untuk menghargai keunikan Indonesia dan nilai dari keragaman hayati itu sendiri," ujar Kedubes Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik.
Malik menuturkan, program ini bisa dilakukan karena warisan dari penemu wilayah Wallacea, seorang penjelajah asal Inggris, Alfred Russell Wallace, yang menghabiskan waktu di Indonesia selama tiga tahun pada 1860-an.