Susahnya Astronaut Amati Gerhana Bulan Total
- NASA Ames Research Center/Brian Day
VIVA – Mengamati Gerhana Bulan Total pada hari ini, mudah bagi warga di daratan bumi. Sepanjang cuaca bersahabat, pengamat di daratan bisa menyaksikan langsung momen gerhana itu dengan mata telanjang sampai menggunakan perangkat kamera.Â
Mudah bagi pengamat di bumi, tetapi susah bagi astronaut di Stasiun Antariksa Internasional (ISS). Tantangan astronaut dalam mengamati gerhana bulan tersebut bukanlah cuaca, melainkan posisi yang tepat dalam waktu yang pas, untuk bisa menikmati dan memotret gerhana bulan dari balik ISS.Â
Dikutip dari Space, Rabu 31 Januari 2018, Juru bicara Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Dan Huot menuturkan, berdasarkan analisis yang dilakukan pengendali misi di bumi, astronaut di antariksa berpotensi melihat dan menyaksikan gerhana bulan akhir Januari yang disebut juga dengan Super Blue Blood Moon.Â
Baca juga: 23 Lokasi Pengamatan Gerhana Bulan Total Se-Indonesia
Huot menuturkan, ISS akan melewati bayangan bumi saat gerhana tersebut terjadi, sehingga awak astronaut dalam Ekspedisi 54 punya satu kesempatan mengabadikan gerhana tersebut.Â
Tapi sayangnya, kesempatan tunggal menyaksikan gerhana itu bisa terganggu dengan jadwal sibuk penelitian di ISS. Persoalan lainnya, kata Huot, gerhana terjadi pada saat hari kerja bagi astronaut.Â
"Kami tidak bisa menjamin mereka (astronaut di ISS) beralih dari pekerjaan mereka dan mengambil foto (gerhana)" jelasnya.Â
Jika memang kru ISS tak bisa memotret gerhana bulan tersebut, pengendali misi di darat akan mengandalkan satu kamera di ISS yang diarahkan ke bulan saat gerhana terjadi.Â
"Pengendali penerbangan di darat akan melihat kemungkinan mengabadikan bulan melalui video dengan menggunakan salah satu kamera eksternal ISS. Tapi itu tergantung pada apakah ada saluran downlink video," jelasnya.Â
Gerhana Bulan Total akhir Januari ini akan disertai dengan Supermoon dan Blue Moon. Bahkan, gerhana ini disebut sebagai Blood Moon.Â
Momentum Supermoon terjadi, lantaran pada 31 Januari 2018, bulan bakal berjarak terdekat dengan bumi (perigee), yakni 358.993 kilometer dari bumi. Hal ini menjadikan penampakan purnama akan lebih besar dari normalnya purnama atau dikenal istilah Supermoon.Â
Purnama pada 31 Januari ini, akan menjadi yang kedua kalinya hadir selama Januari atau dikenal dengan istilah Blue Moon. Sedangkan istilah Blood Moon atau ‘bulan semerah darah’ muncul kala Gerhana Bulan total terjadi. Bulan akan berwarna kemerah-merahan.
Jadi pada 31 Januari nanti, terjadi fenomena purnama dan gerhana bulan, dan mengingat penamaan di atas, fenomena gerhana bulan total itu kadang disebut Super Blue Blood Moon atau Bulan Super Darah Biru.