Gerhana Bulan Total 2018, Latihan Temukan Planet Alien
- NASA Goddard Space Flight Center/Fred Espenak
VIVA – Gerhana Bulan Total 2018, yang langka pada hari ini, atau dikenal Super Blue Bloon Moon menyimpan potensi untuk mempelajari pencarian planet luar Tata Surya, atau planet alien.Â
Peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Rhorom Priyatikanto menuturkan, momen Gerhana Bulan Total hari ini, bisa dijadikan untuk ajang berlatih menemukan dan mendeteksi planet alien.Â
"Kita bisa latihan mengurai spektrum transmisi planet luar Tata Surya dengan cara mengurasi spektrum transmisi bumi yang diambil saat gerhana," tuturnya kepada VIVA, Rabu 31 Januari 2018.Â
Dalam pencarian planet luar Tata Surya, Rhorom menjelaskan, memang salah satunya menggunakan prinsip gerhana, yaitu saat salah satu objek benda langit transit di depan induknya.Â
Dia menjelaskan, pada pengamatan gerhana bulan pengamatan secara spektroskopi sering kali dijadikan simulasi dalam mengamati atmosfer planet yang sedang transit di depan bintang induknya.
"Pengamatan spektroskopi atmosfer biasa dilakukan saat planet transit. Untuk mendapatkan spektrum 'transmisi' atmosfer planet itu. Spektrum transmisi itu analog dengan warna merah bulan saat gerhana," jelasnya.Â
Baca juga: Tips lihat Gerhana Bulan Langka ala Ilmuwan NASA
Rhorom menuturkan, warna merah bulan pada momen Gerhana Bulan Total 2018 nanti malam, merupakan spektrum transmisi dari atmosfer bumi.Â
Namun, pengamatan atmosfer planet dalam momen gerhana itu bukan berarti pencarian planet alien lebih mudah dilakukan. Sebab, proses pencarian planet luar Tata Surya ini memang butuh waktu yang panjang. Pendeteksian atmosfer hanyalah salah satu tahap saja. Masih ada tugas deteksi karakterisasi fisik.Â
"Hal ini penting, demi menjawab apakah planet itu layak huni atau mendukung kehidupan. Pengamatan atmosfer planet dilakukan untuk mengetahui apakah di sana ada uap air, oksigen, atau gas penanda kehidupan lain," jelasnya.Â
Gerhana Bulan Total akhir Januari ini akan disertai dengan Supermoon dan Blue Moon. Bahkan, gerhana ini disebut sebagai Blood Moon.Â
Momentum Supermoon terjadi, lantaran pada 31 Januari 2018, bulan bakal berjarak terdekat dengan bumi (perigee), yakni 358.993 kilometer dari bumi. Hal ini menjadikan penampakan purnama akan lebih besar dari normalnya purnama atau dikenal istilah Supermoon.Â
Purnama pada 31 Januari ini, akan menjadi yang kedua kalinya hadir selama Januari atau dikenal dengan istilah Blue Moon. Sedangkan istilah Blood Moon atau ‘bulan semerah darah’ muncul kala Gerhana Bulan total terjadi. Bulan akan berwarna kemerah-merahan.
Jadi pada 31 Januari nanti, terjadi fenomena purnama dan gerhana bulan, dan mengingat penamaan di atas, fenomena gerhana bulan total itu kadang disebut Super Blue Blood Moon atau Bulan Super Darah Biru.Â