Quraish Shihab Bicara Minum Air Kencing Unta
- REUTERS/Satish Kumar
VIVA – Beberapa waktu lalu publik berdebat tentang meminum air kencing unta bersamaan dengan susu unta. Sebagian publik penasaran, apakah minum air kencing unta bermanfaat, apakah berkhasiat atau tidak.Â
Praktik minum air kencing unta memang didasarkan pada riwayat hadis nabi. Pakar tafsir Alquran, Quraish Shihab menjelaskan soal itu dalam saluran video Najwa Shihab tentang Islam Segala Zaman di YouTube dengan durasi 6,27 menit. Penjelasan soal air kencing unta dalam tradisi dahulu bisa disaksikan di video itu pada menit 4.03.
Pada video itu, Quraish menjelaskan, dalam ilmu hadis memang Nabi Muhammad pernah mengizinkan beberapa orang mengonsumsi air kencing unta. Orang yang diperbolehkan itu yakni orang yang benar-benar kekurangan air. Nabi, jelas Quraish, membolehkan mengonsumsi air kencing unta tapi meminumnya bersamaan dengan susu unta.
"Pengobatan diajarkan nabi sesuai dengan perkembangan di masa nabi. Bisa jadi di masa kini ada pengobatan yang lebih baik dari yang diajarkan nabi. Itu hampir sepakat semua ulama," jelas mantan Menteri Agama itu dalam saluran video Najwa Shihab, dikutip Rabu 23 Januari 2018.Â
Dia mengatakan, ulama memang tak melarang orang untuk mengikuti apa yang diperbolehkan Nabi Muhammad, yakni mengonsumsi air kencing dan susu unta bersamaan.Â
"Bisa jadi ada pengobatan yang lebih hebat," jelasnya.Â
Namun, dia memberi catatan, salah satu tujuannya turunnya agama adalah memelihara agama dari image buruk. Dia mengatakan, kadang ada hal yang perlu dilakukan namun jika memang itu menimbulkan image buruk, Â sebaiknya jangan melakukan hal tersebut.
Menyambung soal air kencing unta, Quraish menjelaskan perdebatan akhir-akhir ini soal vaksin halal atau haram.Â
Menurutnya, prinsip pertama adalah lihat bahan dan komposisi vaksinnya, apakah diambil dari bahan haram atau tidak.Â
"Kalau memang diambil dari bahan haram dan terlarang, itu pun harus kita garisbawahi," tuturnya.Â
Dalam hal sebuah vaksin begitu dibutuhkan dan bisa menjaga menyelamatkan hidup dan jiwa seseorang, menurut Quraish, bisa dilakukan.Â
"Kalau ada vaksin yang sangat dibutuhkan tapi mengandung haram, itu kalau memang sangat dibutuhkan dan demi memelihara jiwa itu boleh dilakukan," jelasnya.Â
Quraish berpandangan, dalam menyikapi vaksin tak serta merta antivaksin. Sebab walau mengandung bahan yang dilarang, pada kondisi tertentu bisa pakai.Â
"Harus spesifik diteliti, tidak bisa digeneralisir, kalau memang dibutuhkan demi memelihara kelanjutan hidup, itu boleh saja," tuturnya.