Maulwi Saelan: Kiper Timnas, PSSI Hingga Ajudan Soekarno
- Satria Permana/VIVAbola
VIVA.co.id - Maulwi Saelan telah menghembuskan nafas terakhirnya pada Selasa 10 Oktober 2016, di usia ke-90. Semasa hidupnya, pria kelahiran Makassar 8 Agustus 1926 itu telah memberikan pengabdian yang besar bagi sepakbola Indonesia hingga dunia militer.
Saelan tercatat menjabat sebagai Persatuan Sepakan Seluruh Indonesia (PSSI) di era 1964-1967. Sebelumnya, anak dari Amin Saelan tersebut pernah menjadi benteng pertahanan Timnas Indonesia pada Olimpiade Melbourne 1956.
Kala itu, Maulwi yang mengisi posisi kiper berhasil menahan gempuran pemain Uni Soviet sehingga timnas mampu menahan imbang 0-0. Padahal, Uni Soviet merupakan salah satu tim terkuat di dunia saat itu.
Maulwi Saelan berjibaku menahan gempuran Igor Netto, Sergei Salnikov, dan Boris Tatushin. Skor 0-0 bertahan hingga akhir pertandingan. Pendiri Taman Siswa di Makassar ini memang sudah bermimpi ingin bermain di Olimpiade sejak kecil, hingga akhirnya 17 November 1956 mimpi Mauli terwujudkan.
“Saya jatuh bangun menahan gelombang serbuan beruang merah. Pokoknya, kami bertekad tidak menyerah. Waktu itu masih belum ada peraturan, kalau hasil pertandingan draw, harus dilakukan sudden death tendangan penalti.” ujarnya, seperti dikutip Sukarno.org.
Karier sepakbola tak lepas dari sang ayah, yang membangun klub bernama MOS di Makassar. Kala itu, MOS membutuhkan seorang kiper, dan Mauli berhasil mengisi pos tersebut dengan cukup baik.
Pencapaian terbaik seorang Maulwi, yakni membawa pasukan Garuda finis di urutan ketiga Asian Games 1954 dan sabet perunggu Asian Games 1958. Maka itu, tak salah bila Maulwi masih dalam salah satu kiper terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.
Sekretaris Jenderal PSSI, Azwan Karim, menyebut bila Maulwi adalah sosok legenda yang belum tergantikan. Bahkan, layak disebut sebagai pahlawan sepakbola Indonesia karena dedikasinya bagi timnas dan PSSI.
"Beliau sangat berjasa dalam sepak bola Indonesia, legenda yang mungkin belum ada yang bisa menggantikan Yang jelas Almarhum layak disebut pahlawan sepak bola Indonesia," kata Azwan di situs resmi PSSI.
"PSSI hingga saat ini terus mencontoh semangat dan kerja keras beliau dalam berjuang dan membangun sepak bola Indonesia," sambungnya.
Sementara itu, Mauwli juga memiliki kedekatan dengan Soekarno. Dia merupakan ajudan terakhir dari mantan presiden Republik Indonesia tersebut.
Kedekatannya dengan Soekarno tak lepas dari posisinya sebagai Kepala Staff dan Wakil Komandan Tjakrabirawa. Dia menjaga Soekarno saat masa peralihan kekuasaan dari orde lama ke orde baru pada 1965-1966.