Pengebom Paris dan Brussel Diperintah Serang Piala Eropa
- Reuters/Belgian Federal Police
VIVA.co.id – Mohamed Abrini mengatakan pada polisi bahwa Piala Eropa 2016 di Prancis, merupakan sasaran utama serangan. Tersangka pengebom Paris pada 2015 berusia 31 tahun itu mengungkap rencana jaringan ISIS, setelah tertangkap di Belgia, pekan lalu.
Namun, polisi mengatakan terungkapnya rencana ISIS itu bukan hal yang mengejutkan. "Bukan kejutan untuk mengetahui bahwa teroris ingin melakukan serangan selama berlangsungnya Piala Eropa," kata sumber kepolisian Belgia, yang dikutip Mirror pada Senin, 11 April 2016.
Sumber itu mengklaim, polisi telah mengembangkan beberapa skenario serangan serta cara mereka merespons. "Jika pernyataan Abrini benar, itu hanya memberi konfirmasi bahwa Belgia adalah basis operasional, yang harus diawasi lebih intens."
Polisi mengatakan jaringan ISIS telah melakukan pertemuan di Belgia, selama paling tidak 10 tahun terakhir. Abrini yang merupakan warga Belgia keturunan Maroko, ditangkap pada Jumat 8 April 2016, lima bulan setelah serangan di Paris yang menewaskan lebih dari 130 orang, pada 13 November 2015.
Abrini juga mengaku, sebagai orang yang mendampingi para pelaku bom bunuh diri, dalam serangan di bandara Brussel yang menewaskan 32 orang, Maret lalu. Jaksa Belgia, mengungkap akhir pekan lalu, bagaimana sel ISIS sebenarnya berniat untuk melakukan serangan terbaru di Prancis.
Namun, mereka akhirnya melakukan serangan di Belgia, karena rencana mereka sudah tercium aparat keamanan. Abrini membenarkan pernyataan jaksa Belgia, dan menyebut bahwa semua perintah serangan, berasal dari petinggi ISIS di Suriah.
Lebih dari 10 juta orang diperkirakan bakal datang ke Prancis, terkait dengan penyelenggaraan Piala Eropa yang tersebar pada 10 kota berbeda di Prancis. (one)