Ada Partai Komunis China di Balik Pembelian Saham ManCity

Presiden China Xi Jinping, Sergio Aguero dan PM Inggris David Cameron.
Sumber :
  • Twitter/Manchester City
VIVA.co.id
- Manchester City maju selangkah untuk menjadi kekuatan besar di dunia sepakbola. Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan membeli klub itu 6 tahun lalu senilai hanya £265 juta. Kini dia memperoleh dana dengan besaran yang sama, hanya dengan menjual 13 persen saham.


Kesepakatan dengan sebuah konsorsium China itu menjadikan nilai Manchester City kini melonjak jadi £2 miliar. Besaran itu hanya sedikit lebih kecil dibandingkan rival sekota mereka, Manchester United, yang ditaksir senilai £2,05 miliar.


Dilansir dari
Ini Dia Tim Premier League yang 'Panen' Pemain Akademi
Sports Mail pada Selasa, 2 Desember 2015, investasi dari China dilihat oleh Sheikh Mansour sebagai kesempatan emas, untuk menjadikan City menjadi klub raksasa yang setara dengan MU, Real Madrid dan Barcelona.
Janji Wenger di Musim Terakhir Bersama Arsenal


Mourinho: Tanpa MU, Liga Champions Pasti Terasa Hampa
Setelah membeli City, Sheikh Mansour mendirikan grup usaha Anglo-Arab pada 2014, City Football Group (CFG). Perusahaan itu juga mengurus sejumlah klub lain seperti New York City, Melbourne City dan Yokohama F Marinos.


CFG beroperasi di bawah kendali Abu Dhabi United Group (ADUG) sebagai perusahaan induk. Di balik investasi dari China adalah konsorsium dua perusahaan milik Rugang Li, yaitu China Media Capital dan Citic Capital yang didukung oleh pemerintah China.


Ruigang Li merupakan anggota berpengaruh Partai Komunis China. Kenyataan bahwa dia mencampur urusan bisnis dan politik, memperlihatkan kuatnya keterlibatan pemerintah China di balik investasi ke Manchester City.


Pembelian saham itu dibantah, terkait dengan kunjungan Presiden China, Xi Jinping, ke Etihad Stadium, pada akhir Oktober lalu. Perdana Menteri Inggris, David Cameron, langsung mengantarnya ke markas Manchester City.


Cameron mengumumkan dicapainya 36 kesepakatan komersial senilai £40 miliar, dalam kunjungan Xi Jinping ke Inggris. Spekulasi telah dibantah, mengenai keterkaitan antara kunjungan Xi Jinping dan pembelian saham City.


Faktanya, China sedang menyebarkan kekayaannya, dalam bentuk investasi di seluruh dunia, termasuk Inggris. Premier League diklaim sebagai liga terbaik di dunia, setidaknya itu terbukti lewat besarnya dana yang didapat klub-klub Inggris, dari perjanjian hak siar televisi.


Saat ini, China pun sedang mencari cara, untuk meningkatkan pamor liga sepakbolanya. Pengusaha yang sama ada di balik proyek besar itu. Ruigiang Li menggelontorkan $1,3 miliar untuk hak siar televisi liga sepakbola China, selama lima tahun pada 2014 lalu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya