Jelang Timnas Indonesia vs Bahrain, Bung Towel Evaluasi Timnas Indonesia dari Kekalahan Lawan Australia
- tvOne
Jakarta, VIVA – Timnas Indonesia akan menghadapi Bahrain dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Selasa 25 Maret 2025 malam di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.
Menjelang laga penting ini, pengamat sepak bola Tommy Welly atau yang akrab disapa Bung Towel memberikan analisis mendalam terkait kekalahan Timnas Indonesia dari Australia pada laga sebelumnya.
Bung Towel menegaskan bahwa meski kekalahan dari Australia dengan selisih gol besar merupakan hasil negatif, ada beberapa aspek positif yang patut diperhatikan.
Ia menekankan bahwa jika hanya melihat dari sisi hasil akhir, maka jelas kekalahan itu dianggap buruk. Namun, jika menilai dari kualitas permainan, ada perubahan yang cukup signifikan.
Timnas Indonesia vs Bahrain
- AFC
“Kalau kita objektif menilai permainan, apakah ada perubahan secara kualitas? Ada. Hanya saja perubahan pendekatan permainan itu tidak dibarengi dengan hasil yang baik karena ada faktor-faktor seperti kesalahan individu, lemahnya antisipasi serangan balik, dan bola mati, seperti sepak pojok,” ujar Bung Towel dikutip tvOne.
Tiga dari lima gol yang bersarang ke gawang Indonesia dalam laga melawan Australia menurut Bung Towel terjadi akibat situasi sepak pojok, sehingga Ini menjadi catatan teknis yang harus segera diperbaiki oleh skuad Garuda jelang laga kontra Bahrain.
Salah satu poin utama yang disoroti Bung Towel adalah perubahan cara bermain Timnas Indonesia dibandingkan pertemuan sebelumnya melawan Australia pada September 2024 di Stadion Gelora Bung Karno (GBK).
Dalam pertandingan tersebut, Indonesia mampu menahan imbang Australia 0-0 dengan statistik penguasaan bola hanya 31% dan jumlah tembakan ke gawang sebanyak lima kali.
Sebaliknya, dalam pertemuan terbaru di Sydney Football Stadium pada Kamis 20 Maret 2025, meski Indonesia kalah, tim asuhan Patrick Kluivert mencatatkan peningkatan dalam penguasaan bola hingga 64% dan jumlah tembakan ke gawang bertambah menjadi 11 kali.
Hal ini dipandang Bung Towel menunjukkan bahwa Indonesia tidak lagi hanya bertahan dan menunggu serangan balik, tetapi lebih berani dalam mengontrol permainan.
“Kualitas itu adalah bagaimana cara bermain. Kalau kita lihat statistik, ada perubahan signifikan dalam pendekatan permainan,” kata Bung Towel.
Dalam analisisnya, Bung Towel juga menyoroti perbedaan antara serangan balik sebagai strategi utama dan sebagai bagian dari prinsip bermain. Ia memberikan contoh bagaimana tim-tim besar seperti Arsenal di era Arsène Wenger atau Tottenham Hotspur yang mengandalkan pemain seperti Son Heung-min tetap menggunakan serangan balik sebagai bagian dari strategi mereka, tetapi bukan sebagai prinsip utama dalam bermain.
“Serangan balik itu bagian dari sepak bola, iya, tapi ada bedanya antara serangan balik sebagai senjata pamungkas atau prinsip bermain,” jelasnya.
Jelang Indonesia vs Bahrain: Apa yang Harus Diperbaiki?
Dengan evaluasi dari kekalahan melawan Australia, Timnas Indonesia diharapkan dapat mengambil pelajaran berharga untuk menghadapi Bahrain.
Saat ini, Indonesia dan Bahrain sama-sama mengoleksi enam poin di Grup C, sehingga laga ini akan menjadi krusial dalam upaya merebut tiket ke babak berikutnya.
Patrick Kluivert telah mempersiapkan 28 pemain untuk menghadapi Bahrain. Pembenahan di lini pertahanan, terutama dalam mengantisipasi bola mati dan transisi bertahan, menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan jika ingin meraih hasil positif di SUGBK.