Publik Yakin Kualitas Timnas Indonesia Meningkat

Pakai Peci Hitam, Pelatih Timnas Baru Patrick Kluivert Resmi Diperkenalkan PSSI
Sumber :
  • Abdul Aziz Masindo/VIVA.co.id

VIVA – Langkah – langkah penguatan yang dilakukan oleh PSSI di era kepemimpinan Erick Thohir dinilai publik telah membuat Tim Nasional (Timnas)  semakin membaik. 

Alasan PSSI Belum Punya Direktur Teknik dan Status Indra Sjafri 

Pada survei Oktober 2024, hanya 80% responden yang menilai Timnas semakin bagus, sementara pada survei terbaru pada Desember 2024 meningkat menjadi 83,9% dari total responden yang mencapai 1.220 orang. 

Demikian salah satu catatan hasil survei Isu – isu Persepakbolaan di Mata Publik dan Pertaruhan Besar PSSI yang disampaikan oleh Founder dan Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi di Jakarta, Kamis (16 Januari 2025).

Pengakuan Shin Tae-yong Usai Dipecat dari Pelatih Timnas Indonesia

“Jadi kami menemukan bukti yang menyakinkan bahwa evaluasi publik terhadap kinerja federasi (PSSI) maupun item-item yang berkaitan dengan sepak bola itu mengalami peningkatan yang positif di bulan Desember (2024),” ungkap Burhanuddin.

Survei yang sama mendalami pandangan responden terhadap program naturalisasi yang dilaksanakan PSSI sebagai salah satu program peningkatan kualitas Timnas. Sebanyak 75,3% responden menyatakan bahwa mereka menyetujui program naturalisasi. 

Patrick Kluivert Datang, Menpora Tak Khawatir Talenta Lokal Bakal Tersingkir

Indikator menemukan bahwa responden yang suka sepak bola memiliki awareness terhadap naturalisasi yang semakin tinggi. Mereka memahami bahwa antusias publik terhadap Timnas berkaitan dengan kebijakan naturalisasi yang dianggap pakai jalur shortcut untuk menaikkan prestasi Timnas. Tetapi bukan itu saja yang paling penting. 

“Yang kita ingin tanya adalah, apakah mereka setuju atau tidak kebijakan tersebut. Kebijakan menaturalisasi atlet luar negeri atau asing yang memiliki garis keturunan atau darah Indonesia yang kemudian disumpah menjadi WNI. Sehingga punya hak untuk membela tim nasional,” jelas Burhanuddin. 

Survei juga menemukan terdapat responden yang konsisten menolak naturalisasi, yaitu sebanyak 13-15 persen. Mereka tetap menolak naturalisasi meski pemain Timnas mulai banyak menorehkan prestasi. 

Menurut Burhanuddin, responden yang menyukai sepak bola dan memperhatikan sepak bola, memiliki tingkat persetujuannya lebih tinggi terhadap kebijakan naturalisasi. Artinya di kalangan mereka yang cukup intens mengikuti sepak bola, naturalisasi bukanlah isu penting. 

Sementara pada responden yang menyetujui naturalisasi, terpecah menjadi dua pendapat. Pertama, jumlah pemain naturalisasi Timnas sepa kbola kita saat ini sudah terlalu banyak dan seharusnya memprioritaskan pemain asli Indonesia. Itu konsisten ada kurang lebih sepertiga respoden yang menganggap bahwa pemain naturalisasi sekarang terlalu banyak. 

“Jadi mereka bisa saja tidak anti kebijakan naturalisasi tetapi menganggap jumlah yang main di Timnas sudah kebanyakan. Orang yang sekarangnya begitu kan, dia tidak hitam-putih. Dia melihat oke kebijakan naturalisasi, tetapi jangan kebanyakan,” ujar Burhanuddin. 

Kedua, terdapat kelompok responden yang menganggap naturalisasi sebagai hal yang bukan menjadi masalah asalkan bisa meningkatkan prestasi sepakbola. “Dan itu jumlahnya kurang lebih stabil 54,5 - 55,5 persen dalam rentang dua bulan Oktober sampai Desember 2024,” ungkap Burhanuddin.

Dengan demikian, Burhanuddin menambahkan, “Sudah ada bukti nyata bahwa pemain naturalisasi bisa meningkatkan prestasi sepakbola. Tapi itu pun tidak mengubah sikap warga yang menganggap kebanyakan jumlah pemain naturalisasi. Jadi lagi-lagi ini masukan buat PSSI. Mungkin ada jalur pendek karena harus lolos piala dunia dan pemain naturalisasi menjadi sebuah keniscayaan,” katanya

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya