STY Dipecat, Bung Towel Optimistis Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026

Pengamat sepakbola, Tommy Welly atau Bung Towel
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta​, VIVA –  Ekspektasi PSSI untuk menyaksikan tim nasional (timnas) Indonesia tampil di Piala Dunia 2026 terus menguat, terutama setelah PSSI resmi mengganti Shin Tae-yong dengan Patrick Kluivert sebagai pelatih utama.  Pergantian ini memicu optimisme baru, meski tantangan di fase kualifikasi masih sangat berat.

Football Institute: STY Jangan Ambil Spotlight di Hari Kedatangan Kluivert!

Hingga saat ini, Indonesia menempati peringkat ketiga Grup C zona Asia kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan torehan enam poin, terpaut hanya satu poin dari Australia di posisi kedua. 

Pengamat sepak bola Tommy Welly atau akrab disapa Bung Towel menilai, peluang Garuda untuk lolos ke Piala Dunia 2026 masih terbuka lebar, mengingat ada empat pertandingan kualifikasi tersisa yang bisa menentukan nasib tim.

Shin Tae-yong Dipecat dari Timnas Indonesia, Erick Thohir: Saatnya Menyambut Coach Patrick Kluivert

Menurut Bung Towel, mimpi lolos ke Piala Dunia layak dipelihara. Dalam diskusi Football Institute yang digelar di Jakarta pada Jumat, 10 Januari 2025, Bung Towel mengungkapkan pandangannya tentang peluang timnas Indonesia dan keputusan PSSI mengganti pelatih.

Patrick Kluivert

Photo :
  • AP Photo/Peter Dejong
Patrick Kluivert Tiba di Bandara Soetta

“Ekspektasi mimpi untuk lolos tidak apa-apa. Karena memang kan kalau bicara objektif, kalau dibuka dari gambaran saya saja, seperti di acara Catatan Demokrasi karena saya duduk di sebelah Bang Arya (Sinulingga), sebetulnya saya ragu kalau (lolos Piala Dunia) 2030 itu tertulis bahwa itu target,” kata Bung Towel, dikutip dari Antara.

“Tapi ini adalah mimpi yang dalam progresnya kok dapat. Ada opportunity-nya. Jadi apa boleh berekspektasi? Boleh,” sambungnya.

Menurut Bung Towel, pergantian pelatih menjadi langkah penting karena performa tim di bawah Shin Tae-yong menunjukkan tren negatif. 

Kendati demikian, ia mengaku belum sepenuhnya puas dengan penunjukan Patrick Kluivert sebagai pengganti.

“Jadi saya melihat bahwa PSSI ini mengambil solusi terefektif karena selama ini dia lihat ada tiga kultur, tiga bahasa, Korea, Belanda naturalisasi, dan Indonesia, dan itu harus diakui, bukan seperti yang Jeje (penerjemah bahasa Korea, Jeong Seok-seo) omongin, Nova Arianto ngomongin bahwa tidak ada problem komunikasi. Problem lah,” jelasnya.

Bung Towel juga menilai keputusan PSSI menunjuk pelatih asal Belanda bertujuan untuk mengurangi hambatan komunikasi dan mengatasi dinamika kompleks di dalam tim. 

Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI sebelumnya menyebut adanya dinamika internal yang perlu diatasi demi kemajuan timnas.

Meskipun Kluivert belum memiliki rekam jejak yang mumpuni sebagai pelatih utama, Bung Towel memahami kendala yang dihadapi PSSI dalam merekrut pelatih Eropa, terutama saat kompetisi reguler tengah berlangsung.

“Penunjukan Kluivert sudah tepat, apalagi dia akan didampingi dua asisten yang memiliki kapabilitas teknis, yaitu Alex Pastoor dan Denny Landzaat. Dengan dukungan tim pelatih yang solid, konsep ini bisa berjalan seperti yang diterapkan Frank Rijkaard di Barcelona, di mana dia mendapat input teknis kuat dari Henk ten Kate,” beber Bung Towel.

“Hal serupa juga dilakukan Pep Guardiola di Manchester City dengan asisten-asisten andalnya seperti Juanma Lillo dan Enzo Maresca,” tambah Bung Towel.

Dengan sisa empat pertandingan kualifikasi, Indonesia menghadapi ujian berat, tetapi optimisme tetap terjaga. Keberhasilan Patrick Kluivert dalam memimpin timnas akan sangat bergantung pada kemampuannya mengelola dinamika tim dan memanfaatkan potensi besar yang dimiliki para pemain.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya