Media Korea Bilang Shin Tae-yong Jadi Kambing Hitam Ambisi Besar Erick Thohir

Shin Tae-yong dan Erick Thohir
Sumber :
  • Instagram

Jakarta, VIVA – Pemecatan Shin Tae-yong dari posisi pelatih Timnas Indonesia pada Senin 6 Januari 2025 menjadi pusat perhatian media Korea Selatan. Mereka terus mengabarkan perkembangannya.

Dipecat PSSI, Begini Harapan Shin Tae-yong untuk Timnas Indonesia

Media massa Korea Selatan, Nate dalam pemberitaannya menyebut Shin Tae-yong dipecat karena menjadi kambing hitam dari ambisi besar Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.

Mereka merujuk pernyataan-pernyataan Erick Thohir di media massa sebelumnya. Salah satunya adalah wawancara dengan Reuters yang menyatakan keinginan membawa Timnas Indonesia lolos Piala Dunia 2026.

Anak Shin Tae-yong Murka Usai Sang Ayah Dipecat dari Timnas Indonesia

Dalam kesempatan tersebut, Erick Thohir juga mengutarakan keinginannya membawa Timnas Indonesia menembus 50 besar ranking FIFA pada 20245 mendatang. Karena itulah kemudian dia memilih untuk memecat Shin Tae-yong.

Beberapa hari sebelum pemecatan Shin Tae-yong resmi diumumkan PSSI, media massa Italia, Tuttosport mengabarkan bahwa Erick Thohir memimpin proyek pencarian pelatih baru untuk Timnas Indonesia.

PSSI Siapkan Ratusan Miliar untuk Pesangon Shin Tae-yong, Padahal Kontraknya Masih Panjang

Secara spesifik disebutkan pelatih yang dicari berasal dari Eropa. Ini dilakukan karena kini Timnas Indonesia dihuni banyak pemain keturunan dari Belanda.

Cara melatih Shin Tae-yong juga dianggap tak cocok untuk para pemain naturalisasi Timnas Indonesia. Karena lebih condong ke pendekatan stamina dan kecepatan.

Kontrak Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia sejatinya baru akan berakhir pada 2027 mendatang. Baru tahun lalu mereka sepakat untuk perpanjangan kontrak.

Erick dalam konferensi pers yang digelar hari ini membeberkan alasan mengapa PSSI memilih untuk berpisah dengan juru taktik asal Korea Selatan tersebut.

“Kita melihat perlunya ada pimpinan yang bisa lebih menerapkan strategi yang tentu disepakati oleh para pemain, komunikasi yang lebih baik, dan tentu implementasi program yang lebih baik juga secara menyeluruh untuk tim nasional,” kata Erick.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya