Kisah Derita Korban Selamat Kecelakaan Pesawat Chapecoense
- REUTERS/Paulo Whitaker
VIVA.co.id – Ujian berat harus dialami kiper Chapecoense, Jackson Follmann. Meski menjadi salah satu korban yang selamat, pemain 24 tahun ini harus kehilangan sebagian besar rekan setimnya, usai musibah kecelakaan pesawat di Kolombia, akhir November 2017 lalu.
Sebanyak 71 orang tewas akibat kecelakaan mengerikan itu. 19 orang di antaranya adalah pemain Chapecoense, ditambah pelatih, staf, direktur, dan sejumlah jurnalis.
Follmann yang kakinya harus diamputasi, mengingat kembali kejadian mengerikan tersebut. Dia tak bisa berhenti menangis saat menceritakan tragedi itu.
"Saya ingat, saat itu lampu pesawat tiba-tiba mati. Saya melihat, ada sesuatu yang salah. Pesawat tidak benar-benar jatuh. Setelah lampu mati, pesawat meluncur dengan perlahan," kata Follmann pada Fantastico.
Follmann mengaku tak ingat betul bagaimana kronologis kecelakaan itu. Sebab, pada saat itu, dia pingsan. Kejadian berlangsung begitu cepat.
"Saya terbangun (sebelum datang kru penyelamat). Saya membuka mata. Situasi sangat gelap dan sangat dingin. Saya menggigil. Saya berteriak, 'Tolong! Saya tak mau mati!." kenang Follmann.
Saat itu, rekan Follmann yang juga masih hidup ikut berteriak. Kru penyelamat akhirnya mulai datang. Mereka merupakan polisi nasional.
"Ibu saya datang dan berbicara kepada saya (di rumah sakit). Itu saat-saat yang sulit. Saya terus menangis ketika terbangun," cerita Follmann.
Meskipun mengalami kecelakaan yang mengerikan, Follmann bertekad bangkit. Dia ingin menatap kembali lembaran kehidupannya.
"Saya akan menikah. Saya ingin kembali dengan kehidupan normal," tutur Follmann