Cerita Pemain Indonesia Dapat Perlakuan Rasis di Eropa
Kamis, 31 Desember 2015 - 10:09 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Purna Karyanto
VIVA.co.id
- Gelandang muda Indonesia, Arthur Irawan, bercerita tentang pengalamannya bermain di Eropa. Selama 4 tahun merantau di benua biru, Arthur banyak mendapat pengalaman berharga dalam karir sepakbolanya.
Salah satunya adalah menghadapi perlakuan rasis fans di Eropa. Kejadian tak mengenakkan ini, disebut Arthur, sering dialaminya.
Namun, yang paling berkesan adalah ketika dia masih berseragam Espanyol B. Arthur bercerita, saat itu Espanyol B sedang menghadapi Valencia Mestalla (Valencia B) di musim 2012/13.
Tensi pertandingan ketika itu, disebut Arthur, sangat tinggi. Pasalnya, Valencia Mestalla terancam degradasi.
"Tekanan dari fans sangat tinggi, terutama ultrasnya. Saya waktu itu main di sayap kanan. Kebetulan, di tribun sebelah saya banyak ultras dari Valencia Mestalla. Di sini, saya mendapat perlakuan tak menyenangkan dari ultras," ungkap Arthur saat ditemui VIVA.co.id.
"Mereka sempat teriak 'Mata kamu sipit, memangnya bisa main bola. Bagaimana mau lihat bola kalau matanya begitu'," lanjutnya.
Mendapat perlakuan tak menyenangkan, pemuda 22 tahun tersebut sempat merasa kesal. Tapi, Arthur mengaku bisa mengendalikan emosinya.
"Wajar karena masih sangat muda. Sikap fans di Eropa memang keras, tapi lebih teratur. Memang isu rasisme jadi hal yang paling disoroti di sana. Banyak juga rekan saya yang kulit hitam mendapat perlakuan seperti saya," tutur Arthur. (one)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Tekanan dari fans sangat tinggi, terutama ultrasnya. Saya waktu itu main di sayap kanan. Kebetulan, di tribun sebelah saya banyak ultras dari Valencia Mestalla. Di sini, saya mendapat perlakuan tak menyenangkan dari ultras," ungkap Arthur saat ditemui VIVA.co.id.