Dulu Juara Premier League, Pekerjaan Danny Drinkwater Sekarang Bikin Kaget
- AP Photo/Rui Vieira
Inggris – Sosok Danny Drinkwater tak terlupakan untuk pecinta sepakbola. Salah satunya adalah karena namanya yang unik.
Drinkwater bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti minum air.
Di musim 2015/16, Drinkwater melejit. Dia menjadi figur kunci yang membawa Leicester City menjadi juara Premier League.
Dia tampil konsisten membawa The Foxes juara bersama N'Golo Kanté, Marc Albrighton, dan Riyad Mahrez di lini tengah.
Gelandang Leicester City, Danny Drinkwater
- Twitter/@LCFC
Pada 1 September 2017, Drinkwater berlabuh ke Chelsea. Di musim perdananya bersama The Blues, dia tampil dalam 22 pertandingan di semua kompetisi, termasuk empat pertandingan di Piala FA di mana Chelsea keluar sebagai juara.
Kehadiran Maurizio Sarri sebagai manajer Chelsea mulai membuat nasib Drinkwater terkatung-katung. Di musim 2018/19, dia sama sekali tidak turun di Premier League. Dia hanya sekali tampil di partai kompetitif yakni di Community Shield melawan Manchester City, Agustus 2018.
Musim-musim selanjutnya, Drinkwater terus dipinjamkan ke berbagai klub. Dari mulai Burnley, Aston Villa, Kasimpasa dan Reading.
Pada 30 Oktober 2023, Drinkwater memutuskan pensiun di usia 33 tahun.
Jadi Kuli Bangunan
Drinkwater membuat heboh di media sosial. Dalam unggahan di Instagram Stories, pria 34 tahun ini membeberkan pekerjaan saat ini.
Rupanya, Drinkwater kini banting setir menjadi kuli bangunan. Hal ini terlihat dalam foto yang diunggahnya.
Drinkwater sedang berada di lokasi proyek melalui foto. Dalam foto itu, ia tampak berdiri di depan bangunan rumah dan perancah.
"Lagi di proyek hari ini," tulis Drinkwater pada fotonya
Momen Drinkwater dengan pekerjaan baru menjadi sorotan di berbagai media sosial. Salah satunya diunggah ulang akun @idextratime.
"Legenda Chelsea, Danny Drinkwater (34), baru-baru ini membagikan aktivitasnya pasca pensiun sebagai pesepakbola, ia kini kerja di salah satu proyek bangunan," tulisnya.
Menyesal Tidak Tinggalkan Chelsea dari Usia Belasan Tahun
Ruben Loftus-Cheek menemukan bentuk permainan terbaiknya di AC Milan. Dia mengaku menyesal tidak segera meninggalkan Chelsea ketika usianya masih belasan tahun.
