Sosok di Balik Kesuksesan Liga Sepakbola Rakyat, Memperebutkan Piala Prabowo
- istimewa
VIVA Bola – Usianya tergolong masih sangat muda, untuk malang melintang di dunia sepakbola Tanah Air. Tapi prestasinya, jangan ditanya. Adalah Muhammad Hasnan Sungkar. Dedikasi dan loyalitas coach muda bertalenta asal Kota Bengawan ini membawanya dipercaya melatih beberapa tim. Paling gres, Jakarta United FC pernah ditukangi Hasnan. Seperti apa kisahnya?
Masih lekat diingatan Hasnan, saat pandemi covid-19 beberapa tahun lalu. Momen menyakitkan yang tidak pernah terlupakan. Nama Hasnan masuk dalam daftar coach SSB Mutiara Primavera (sekarang bernama Bintang Primavera) yang harus diberhentikan. Ya, pandemi memaksa seluruh sektor melakukan perampingan. Termasuk SSB.
"Saya kalah senior dengan pelatih lain. Jadi terpaksa saya yang harus dikeluarkan. Itu saya sakit hati sekali. Kecewa. Saya sempat vakum 6 bulan setelah kejadian itu," ujar alumni SDN Bumi Surakarta itu.
Bukan Hasnan namanya jika terpuruk dalam kegagalan. Semakin kecewa, justru dirinya makin punya amunisi untuk membalas dendam dengan prestasi. Kesempatan off dari dunia sepak bola selama 6 bulan itu dimanfaatkan untuk menambah khazanah ilmunya sebagai pelatih. Puluhan buku tentang sepak bola dilahap habis sebagai obat stress-nya.
"Saya ingin seperti coach Aji Jaya Bintara, Coach Nursaelan, Coach Dimas Agung, Coach Supriyono Prima, idola saya. Mereka ini layaknya Perpustakaan Berjalan. ucap alumni MTs Al Burhan Bandung ini.
Setelah melewati masa sulit, Hasnan kembali bangkit. Dirinya mengambil tawaran melatih di SSJ Arcamanik. Di sana, Hasnan melatih grassroot, pemain usia dini. Baginya tak masalah, toh ini adalah dunianya. Justru momen ini menjadi titik balik Hasnan setelah berlarut-larut dalam kesedihan.
Tepat saat Hasnan mulai menegakkan kepala, kesempatan emas datang. Coach Aji Jaya Bintara, idolanya sejak remaja, tiba-tiba mengirim sebuah pesan di direct message Instagram. Meminta nomor telepon Hasnan yang bisa dihubungi. Kaget bukan kepalang.
"Saya ingat betul itu hari Jumat, saya masih persiapan mau Jumatan. Coach Aji ini idola saya sejak SMA. Karena saya sangat kagum dengan kecerdasannya. Beliau membawa Jakarta United juara pada 2018-2019. Dulu saya pernah berucap, suatu hari saya ingin melatih Jakarta United. Siapa sangka, kesempatan itu datang kepada saya," jelas alumni SMA PGII 2 Bandung ini.
Menurutnya, bergabung menjadi staff coaching di salah satu tim Liga 3 terbesar di Asprov DKI Jakarta hanyalah sebuah isapan jempol belaka. Hasnan sadar, dirinya masih melatih di SSB dan masih mengantongi D lisence, kala itu. Tapi ternyata Coach Aji Jaya Bintara mampu melihat potensi Hasnan.
"Everyone mengatakan bahwa semua mimpi saya Impossible. Tapi saya mempunyai keyakinan keyakinan luar biasa terhadap diri saya sendiri. Saya yakin dengan dedikasi dan komitmen, Saya bisa menjadi apapun yang saya inginkan. I've done it before, and I'll do it again. Saya sudah membuktikan sebelum nya, dan akan saya buktikan lagi sekarang." tambahnya.
Saat ini, Hasnan sudah tidak lagi ikut menukangi Jakarta United FC. Tapi Hasnan masih menjadi tangan kanan Coach Aji Jaya Bintara di berbagai kesempatan. Bahkan saat Coach Aji Jaya Bintara didapuk menjadi Ketua Umum Liga Bola Rakyat (LIBRA), Hasnan juga dipercaya meng-handle Soloraya Premier League sebagai rangkaian eventnya.
"Saya banyak berkembang setelah empat tahun ikut beliau. Kebetulan kami sama-sama hard worker. Jadi saya bisa mengikuti ritme kerja Coach Aji. Saya selalu totalitas. Karena ibaratnya, ini adalah mimpi yang saya idam-idamkan sejak dulu. Dan tidak mungkin saya di titik ini kalau tidak melewati sakit hati yang saya rasakan kemarin," imbuhnya.
Tak hanya bergelut di dunia sepak bola Tanah Air. Hasnan juga terlibat aktif di dunia modeling. Beberapa kali dirinya mengikuti event modeling. Bahkan sering membawa pulang piagam juara sebagai foto model dan fashion show.
"Dari sejak kecil saya sudah berkecimpung di dunia modeling. Sering juga di-endorse untuk brand olahraga Muslim," kata dia.