Perjalanan Eks Wonderkid MU: Debut di Liga Champions Hingga Jadi Kuli

Eks wonderkid Manchester United, Lee Roche.
Sumber :
  • Planet Football

VIVA Bola – Pada tanggal 18 Maret 2003, Lee Roche melangkah masuk ke lapangan Stadion Riazor yang penuh intimidasi dari Deportivo La Coruna untuk melakukan debut di Liga Champions bersama Manchester United. Lima tahun kemudian, dia justru berprofesi sebagai kuli.

Roche, yang berposisi sebagai bek kanan, berduel dengan Albert Luque pada malam itu, dan meskipun pertandingan berjalan alot, itu adalah laga terakhir dari babak kedua fase grup yang MU sudah memastikan tiket lolos. Makanya, MU menurunkan sejumlah pemain yang baru saja menjalani debut di Premier League.

Namun ternyata, Roche diganti di babak pertama dan tidak pernah bermain untuk Setan Merah lagi. Dia pergi dengan status bebas transfer beberapa bulan kemudian.

Eks wonderkid Manchester United, Lee Roche.

Photo :
  • Planet Football

Hanya bersaing dengan Luke Chadwick dan John O'Shea di skuad MU, Roche malah memutuskan untuk turun ke kasta liga yang lebih rendah. Setelah meninggalkan Old Trafford, pertama dia gabung dengan Burnley dan kemudian ke Wrexham. Pada tahun 2007, dia sama sekali tak berada di semua kompetisi Inggris dan hingga saat ini belum kembali.

"Saya tidak menyesal," ujar pria berusia 41 tahun tersebut, seperti dikutip Planet Football.

"Satu-satunya hal yang saya tunjukkan adalah bahwa saya dikenal di MU karena sangat pendiam, jadi mungkin saya seharusnya lebih tegas dan lebih berbaur dengan para pemain."

"Saya akan langsung pulang setelah latihan untuk hang out dengan teman-teman saya sendiri. Saya melihat ke belakang sekarang pada rekan setimnya saya seperti John (O'Shea) dan Darren Fletcher dan berpikir saya seharusnya lebih seperti mereka dan pergi keluar untuk bersosialisasi."

"Saya pikir itu akan lebih baik dengan MU."

Roche mungkin dipandang sebagai orang yang introvert, tapi di lapangan dia adalah bek dengan tekel keras yang sama-sama baiknya saat dipasang sebagai bek kanan atau bek tengah.

Sebagai penggemar MU sejak kecil, Roche terpantau pemandu bakat Harry McShane saat bermain untuk tim distrik setempat.

Gol Menit Akhir Bayer Leverkusen Membuat Inter Milan Kecewa

Saat tim muda dilatih Nobby Stiles dan Brian Kidd, Roche menandatangani formulir sekolah ketika dia berusia 16 tahun dan mengingat suasan ramah di The Cliff, tempat latihan MU saat itu di Salford.

"Semua pemain, dari tim utama hingga anak-anak akademi, biasa makan di kantin yang sama," ungkap Roche.

Cetak Gol Pertamanya di Real Madrid, Intip Isi Garasi Kylian Mbappe

"Awalnya, saya akan berbalik dan Roy Keane dan Ryan Giggs akan duduk di sana dan saya akan berpikir 'wow', tapi saya sudah terbiasa."

"Tidak ada yang memandang rendah orang lain dan orang-orang seperti Giggs, David Beckham, dan Neville bersaudara telah datang melalui sistem pembinaan, jadi tidak ada ego."

Terpopuler: Pelatih Timnas Arab Saudi Kaget dengan 'Waalaikumsalam', Aksi Lawak Manchester United dan Andre Onana

"Rasanya seperti menjadi bagian dari keluarga besar."

Debut bersama MU

setelah satu musim dipinjamkan ke Wrexham pada 2000/01, di mana dia bermain di setiap pertandingan bersama putra Sir Alex Ferguson, Darren, Roche kembali ke MU dengan harapan mendapat kesempatan.

"Saya haus akan sepakbola tim utama tetapi memahami bahwa itu sulit bersaing dengan bek seperti Wes Brown, Ronny Johnsen, dan Laurent Blanc di hadapan saya."

"Saya merasa sulit diberikan kesempatan, tetapi pada saat yang sama, saya tidak ingin meninggalkan klub seperti Manchester United, jadi saya bertahan untuk mencoba dan membuat manajer terkesan."

Dia cukup mengesankan Ferguson saat melakukan debutnya pada November 2001, dalam pertandingan putaran ketiga Piala Liga di Arsenal yang berakhir 4-0 untuk kemenangan tuan rumah.

Dia masuk sebelas pertama bersama dengan tujuh jebolan akademi lainnya.

"Sylvain Wiltord mencetak hattrick dan saya ingat (Nwankwo) Kanu sangat banyak bergerak, dan saya tidak bisa melupakan ukuran kakinya," ujar Roche.

"Pada satu titik, dia menjentikkan bola di atas kepada saya dan melakukan tendangan voli, tapi itu hanya melewati mistar, untungnya, jika tidak, itu akan menjadi salah satu gol yang akan dikenang selamanya."

"Tidak ada 'hairdryer treatment' dari Sir Alex setelah itu karena dia tahu kami menentangnya. Saya mengambil apa yang saya bisa dari permainan itu dan mencoba belajar darinya."

Eks wonderkid Manchester United, Lee Roche.

Photo :
  • Planet Football

Satu tahun kemudian, Roche bermain lagi untuk MU ketika menggantikan Blanc pada menit ke-69 dalam kemenangan mereka 5-3 melawan Newcastle, sekaligus menjadi debutnya di Premier League.

"Luar biasa, tampil di depan 75.000 penggemar di Old Trafford," katanya.

"Saya melakukannya dengan baik, tetapi saya ingat Sir Alex berbicara kepada saya setelah itu karena Alan Shearer telah mengalahkan saya di tiang jauh untuk memenangkan sundulan, jadi dia menyuruh saya untuk bangun lebih dulu dan tidak membiarkan penyerang melakukan itu kepada saya."

"Saya ingat berada di bandara setelah itu dan seseorang meminta tanda tangan kepada saya karena mengira saya adalah Nicky Butt, jadi saya menandatanganinya!"

Empat bulan kemudian, Roche membuat penampilan ketiga dan terakhirnya untuk MU di markas Deportivo La Coruna setelah namanya dimasukkan sebagai pemain termuda di skuad Liga Champions musim itu.

"Kami berlatih di stadion mereka malam sebelumnya untuk membiasakan diri dengan lapangan dan membayangkan bagaimana jalannya pertandingan. Saya tahu saya akan menjadi starter karena manajer cara manajer mengatur kami."

"Jelas itu fantastis bermain untuk MU di Liga Champions, terutama mengingat sejarah mereka di kompetisi itu. Saya ingat berbaris untuk musik Liga Champions, tetapi saya berada di gelembung kecil saya sendiri."

"Hanya seketika saya menyaksikan berbagai sorotan, saya menyadari betapa luar biasanya perasaan itu. Itu membuat semua kerja keras berharga."

Roche tampil dalam formasi tiga bek tengah bersama Blanc dan O'Shea, tapi MU dihancurkan La Coruna dengan skor 0-2. Roche juga digantikan Michael Stewart di babak pertama.

"Saya melawan (Albert) Luque dan berpikir saya telah melakukannya dengan baik, tetapi saya tidak akan keluar, dan mulai berdebat dengan Sir Alex."

"Giggs mengatakan kepada saya untuk menjaga dagu saya dan bahwa saya tidak boleh melakukan kesalahan. Sir Alex tidak memberi tahu mengapa saya diganti, tetapi saya tidak ingin terlalu memikirkannya."

Kehidupan setelah bersama MU

Setelah pengalaman itu, Roche kembali ke tim cadangan, yang mendorongnya untuk meninggalkan MU.

"Saya tidak bisa melihat jalur yang jelas ke tim utama dan saya telah mencapai tahap di aman saya harus bermain sepakbola kompetitif setiap minggu," ujarnya.

"Suatu hari setelah latihan, Sir Alex berjalan keluar lapangan bersama saya dan mengatakan kepada saya bahwa saya akan pergi ke Watford, tapi saya ingin tetap di utara."

"Stan Ternent ingin membawa saya ke Burnley, jadi saya menandatangani kontrak dengan mereka. Sir Alex berkata jika saya pergi dan membuktikan diri, saya selalu bisa kembali."

Roche awalnya berjuang untuk beradaptasi dengan gaya bola panjang Ternent sehingga dia dapat menyegel posisinya. Namun kemudian, Steve Cotterill menggantikan Ternent dan memasukkan Michael Duff untuk bermain sebagai bek kanan, membuat Roche tak lagi jadi pilihan utama.

Eks wonderkid Manchester United, Lee Roche.

Photo :
  • Planet Football

Dia lantas melanjutkan karier dengan bergabung Wrexham untuk kedua kalinya pada tahun 2005, tapi mengalami cedera dan berstatus agen bebas pada akhir musim 2006/07.

Pada saat itu, dia berusia 27 tahun merasa kehilangan rasa lapar dan minat terhadap sepakbola.

"Saya pulang ke rumah dan bahkan tidak ingin menonton sepakbola di TV," kata Roche yang sempat bermain untuk Timnas Inggris U-18 dan U-21.

"Saya pergi ke Royal Antwerp di mana Warren Joyce, yang pernah melatih saya di MU, adalah manajernya."

"Saya berlatih dengan skuadnya selama dua minggu, tetapi yang seharusnya saya ganti tidak meninggalkan klub, jadi kepindahan itu tidak pernah terwujud."

"Dave Pace di Droylsden menghubungi saya, jadi saya menghabiskan beberapa tahun di sana."

Setelah benar-benar keluar dari sepakbola, PFA (Asosiasi Pesepakbola Inggris) membantu Roche agar mendapatkan hidup yang layak di luar sepakbola. Dia sekarang bekerja penuh waktu sebagai tukang ledeng, memiliki bisnis pembersihan dinding, dan untuk sambilan dia melatih tim Bury U-11.

"Saya memiliki beberapa rekan kerja di lokasi pembangunan yang bertanya kepada saya tentang MU dan bagaimana saya bisa sampai di sini," ucap ayah dua anak tersebut.

"Ini bisa sangat melelahkan, jadi saya tidak akan berteriak bahwa saya bermain untuk MU. Saya pikir pemian muda hari ini harus dibuat untuk berlatih sebagai sesuatu penting, sehingga mereka tahu tentang kenyataan dunia."

"Sebagian besar dari mereka mungkin tidak memiliki rencana untuk mundur jika mereka tidak menjadikannya sebagai profesional."

Selain semua usahanya saat ini, Roche juga kerap kembali ke Old Trafford secara terjadwal akhir-akhir ini untuk bertugas sebagai analis data matchday di Opta Sports.

"Saya menikmatinya dan itu membawa saya ke banyak pertandingan MU, dan Manchester City juga," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya