5 Bek Bertubuh Pendek tapi Jago Mengawal Lawan
- DAYLIFE
VIVA Bola – Bek Manchester United, Lisandro Martinez dianggap terlalu pendek untuk main di Premier League. Hal itu sempat jadi perbincangan di media sosial dengan merujuk tingginya 175 cm.
Martinez dibeli oleh MU dari Ajax Amsterdam pada awal musim ini. Dia menjadi bagian dari tim untuk merebut kembali kejayaan yang hilang dalam beberapa tahun belakangan.
Namun, kedatangan pemain asal Argentina itu mendapat kritik. Alasannya, Martinez bakal mengawal penyerang tim Premier League yang mayoritas memiliki tubuh tinggi.
Mantan pemain MU, Jaap Stam tak memungkiri hal itu. Namun dia percaya, bek berusia 24 tahun tersebut akan melakukan improvisasi di lapangan.
"Dia pemain yang bagus. Saya tahu ketika dia akan tiba di Inggris, orang akan berbicara mengenai tingginya. Sebagai pemain, dia sangat nyaman memainkan bola, Anda bisa lihat," kata Stam.
"Secara defensif, dia sangat agresif, terkadang dia perlu sedikit lebih waspada kepada lawan, tidak terjebak atau terlalu agresif. Suporter menyukai tekadnya, dan kualitasnya yang telah kita lihat selama main di Belanda."
Namun, dalam sejarah sepakbola dunia, tubuh pendek seorang bek bukanlah menjadi masalah. Ada sejumlah nama yang mampu membuktikan diri dengan sangat baik.
Berikut kami sajikan 5 bek bertubuh pendek, tapi jago mengawal lawan;
Fabio Cannavaro memiliki tinggi badan 176 cm. Namun, itu tak lantas membuatnya jadi mudah dikalahkan penyerang lawan ketika sedang berduel di udara.
Pria yang pernah bermain untuk tim sekelas Inter Milan, Juventus, dan Real Madrid itu membuktikan diri sebagai bek tangguh. Bersama Timnas Italia juga dia pernah memenangkan Piala Dunia.
Jika sederet fakta itu belum cukup untuk membuktikan Cannavaro jago mengawal lawan, tambahannya adalah gelar Ballon d'Or. Dia menjadi pemain belakang terakhir di dunia yang bisa mendapatkan penghargaan tersebut.
Jauh sebelum kehadiran Cannavaro, Timnas Italia sudah punya Franco Baresi. Tinggi badannya juga sama, yakni 178 cm. Tapi itu tak membuat dia minder untuk duel dengan penyerang lawan.
Baresi terkenal sebagai One Man Club. Karena sejak main profesonal pada 1977 hingga pensiun 20 tahun kemudian, dia tetap bermain untuk AC Milan.
Dia memang tidak seperti Cannavaro yang bisa mendapat gelar juara Piala Dunia bersama Timnas Italia. Namun, di level klub, banyak raihan prestasinya. Pada 1989, dia juga jadi runner up Ballon d'Or yang ketika itu dimenangkan oleh rekan setimnya di Milan, Marco van Basten.
3. Javier Mascherano
Javier Mascherano awalnya adalah pemain dengan posisi gelandang bertahan. Namun ketika berada di Barcelona, dia diplot sebagai bek tengah.
Meski memiliki tinggi tubuh 174 cm, tapi Mascherano adalah bek yang sulit untuk dikalahkan berduel oleh penyerang lawan. Selama delapan tahun membela Barcelona, tercatat dia tampil dalam 203 pertandingan.
Adalah Pep Guardiola, pelatih Barcelona saat itu yang mengubah posisi untuk Mascherano. Pemain asal Argentina itu mengaku butuh waktu untuk beradaptasi.
"Saya beradaptasi sembari berjalan. Pertandingan pertama yang saya mainkan sebagai bek tengah adalah melawan Shakhtar Donetsk di Liga Champions. Pep memberikan susunan pemain, dan dia menempatkan saya sebagai bek tengah. Kami bahkan belum berbicara mengenai itu sebelumnya," cerita Mascherano, dikutip dari ESPN.
4. Ivan Cordoba
12 tahun membela Inter Milan, Ivan Cordoba menjadi andalan sebagai bek tengah. Dengan tinggi badan 173 cm, dia terkenal sebagai sosok yang tidak kenal kompromi.
Pemain asal Kolombia itu tak takut berduel keras dengan penyerang lawan. Dia saling mengisi dengan Marco Materrazi yang menjadi tandem di lini belakang Inter.
Cordoba didefinisikan sebagai bek khas Amerika Selatan. Di mana tinggi badan tidak akan memberi pengaruh besar bagi mereka untuk menjaga lawan.
5. Gary Medel
Empat bek yang disebutkan sebelumnya sudah gantung sepatu. Namun masih ada satu pemain belakang bertubuh pendek yang masih aktif bermain. Dia adalah Gary Medel.
Bek asal Chile sekarang mentas di Serie A bersama Bologna. Dengan tinggi badan 173 cm, kepercayaan kepadanya untuk mengawal area pertahanan tidak hilang.
Sepanjang kariernya, Medel sudah memiliki cerita bersama enam klub. Sevilla menjadi klub pertama dia di Eropa, lalu pindah ke Cardiff City, Inter Milan, dan Besiktas.