Kisah Eks Bomber Real Madrid Jadi Mualaf Usai Tak Percaya Tuhan
- Real Madrid
VIVA – Nama Nicolas Anelka mungkin tak asing lagi bagi pecinta sepakbola dunia. Eks pesepakbola Prancis itu malang melintang di kompetisi top Eropa semasa kariernya.
Anelka dikenal sebagai pemain yang gemar berpindah-pindah klub. Dia pernah memperkuat Arsenal, Fenerbahce, Bolton Wanderers, Chelsea, Shanghai Shenhua, dan Mumbai City.
Klub lain Anelka adalah West Bromwich Albion, Juventus, Paris Saint-Germain, Manchester City dan Liverpool.
Dari semua klub yang pernah diperkuatnya, masa keemasan Anelka diraih saat ia membela klub asal London, Chelsea.
Bersama The Blues, Anelka mencatatkan 138 penampilan dan mencetak 38 gol. Namun bila berbicara gelar paling prestisius yang pernah diraih, Real Madrid adalah tim yang paling unggul.
Bersama klub asal Ibu kota Spanyol tersebut, ia bisa merasakan sebagai juara di UEFA Champions League pada musim 1999-2000.
Anelka merupakan satu di antara sejumlah pesepakbola dunia yang yang menjadi mualaf. Pria kelahiran Versailles, Prancis, pada 14 Maret 1979 itu menghabiskan masa kecilnya di Trappes, dan memiliki paham atheis atau tak percaya adanya tuhan,
Lingkungan lah yang membuat pikiran dan hatinya perlahan tersentuh. Hal itu juga tak lepas dari bergaul dengan temannya dari keluarga Muslim. Anelka pun perlahan mulai tertarik dengan Islam, dan menjadi mualaf ketika berusia 16 tahun.
Pemain yang pernah mengantarkan Prancis juara Piala Eropa 2000 ini mengungkapkan alasan mengapa memilih Islam. Menurutnya, Islam adalah cara hidup yang sesuai dengannya.
“Saya merasa nyaman dan tenang dengan agama dan hidup saya hari ini,” ujar pemilik nama Muslim, Abdul Salam Bilal Anelka ini kepada majalah FourFourTwo.
“Tapi ini adalah masalah pribadi dan saya tidak membicarakan hal itu terlalu sering. Itulah sisi pribadi saya," sambungnya.
Anelka mengakui setelah masuk islam, hidupnya mengalami perubahan positif. Islam menuntunnya untuk bertindak dengan bijaksana. Tidak lupa, dia menegaskan Islam adalah sumber kekuatan dalam dan di luar lapangan.
“Saya memiliki karier yang sulit, saya kemudian memutuskan untuk menemukan kedamaian.. Dan, akhirnya saya menemukan Islam," ucapnya.