Karier Bek MU Nyaris Hancur Gara-gara Junk Food dan Minuman Bersoda

Pemain belakang Manchester United, Aaron Wan-Bissaka
Sumber :
  • Instagram/@a_bissaka

VIVA – Bek Manchester United, Aaron Wan-Bissaka, bercerita tentang perjalanan kariernya. Dia mengakui, kariernya nyaris hancur lantaran sering mengonsumsi junk food dan minuman bersoda.

Awas! 5 Kebiasaan yang Diam-Diam Memicu Risiko Kanker

Wan-Bissakan dikenal sebagai salah bek muda yang penampilannya paling menonjol di Premier League. Dia mulai menunjukkan kehebatannya saat berseragam Crystal Palace.

Hingga akhirnya, MU kepincut memboyongnya pada bursa transfer musim panas 2019. Bahkan, Setan Merah rela mengeluarkan sekitar 50 juta poundsterling untuk mendapatkannya.

Lamine Yamal Sedang Sedih, Ayahnya Ditusuk Tetangga

Namun, di balik kepiawaan Wan-Bissaka saat ini, ada cerita pilu yang diungkapkan. Sebab, semasa remaja, gaya hidup Wan-Bissaka tidak terlalu sehat yang bisa saja mematikan kariernya lebih cepat.

"Ketika masih muda, saya berteman dengan orang-orang dari banyak latar belakang, dan saya sempat terseret dengan apa yang teman-teman saya lakukan," ujar Wan-Bissaka kepada Player Tribune, Sabtu 17 Juli 2021.

Mau Tinggalkan Manchester United Kalau Gajinya Sama Besar

"Saya di tim muda Crystal Palace, saya tidak serius dalam hal-hal seperti diet dan lain sebagainya. Sementara, teman-teman di sekolah kebanyakan tidak bermain sepakbola, sehingga mereka tidak perlu berlatih sesuai saya," ucapnya.

"Sepulang sekolang, mereka sering mengajak saya maka ayam, kentang goreng, minuman bersoda, dan lain sebagainya. Jujur, saat itu, saya terpengaruh dengan mereka sehingga saya mengabaikan diet saya," katanya.

Lebih lanjut, Wan-Bissaka mengatakan, berkat peran sang ayah, dirinya bisa terlepas dari gaya hidup tidak sehat tersebut dan melanjutkan karier hingga jenjang profesional.

"Crystal Palace menyadari situasi saya saat itu dan berbicara kepada ayah saya bahwa musim itu bisa jadi musim terakhir saya di sana. Ayah saya kemudian berbicara dengan saya dan saya bisa merasakan kesakitannya di setiap ucapannya," ungkapnya.

"Biasanya, ayah saya akan memarahi saya, namun pada saat itu ayah saya berbicara dari hati ke hati dan dia tidak pernah berbicara itu kepada saya. Jadi, saya tahu bahwa situasi benar-benar serius," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya