Ketika Keringat Dingin Mengucur dan Mental Nesta Hancur Bertemu Messi
- DAYLIFE
VIVA – Alessandro Nesta adalah salah satu bek paling tangguh di masanya. Dia merupakan ikon Italia saat menjadi juara Piala Dunia 2006.
Di level klub, namanya dikenal sebagai benteng pertahanan AC Milan yang sulit ditembus. Dua kali dia mengantarkan I Diavolo Rosso menjuarai Liga Champions.
Kemudian, Nesta juga mempersembahkan banyak trofi bergengsi untuk AC Milan seperti Serie A (2), Coppa Italia (1), Piala Dunia Klub (1), Piala Super UEFA (2), dan dua Piala Super Italia.
Nesta dengan rambut panjangnya yang khas dan memiliki tinggi badan 1,87 meter disegani para penyerang yang ingin berduel dengannya.
Kecepatan, lompatan, membaca permainan dengan baik, dan tekel-tekel akurat menjadi senjata andalannya.
Namun, di samping itu, Nesta mengaku punya pengalaman menakutkan dalam kariernya. Momen itu terjadi kala AC Milan menghadapi Barcelona pada perempat final Liga Champions 2011/2012.
Nesta mengenang di mana keringat dinginnya keluar dan mentalnya hancur saat berhadapan dengan Lionel Messi.
Nesta saat itu berusia 37 tahun sementara Messi memasuki era keemasaannya dalam musim yang ditutupnya dengan torehan 73 gol.
Berduel dengan Messi membuat Nesta sadar bahwa kariernya tak lama lagi akan berakhir.
Nesta menceritakan secara detail di 10 menit pertandingan, di mana Messi membuatnya ketar-ketir dan matanya berkunang-kunang.
Momen itu terjadi saat dia menekel pemain asal Argentina tersebut. Dan, dia kaget, saat mengedipkan mata, La Pulga sudah berdiri tegap dan mengulurkan tangan kepadanya.
"Saya menekel Messi dan jatuh ke tanah karena kelelahan, pandangan saya berkunang-kunang. Ia bangun duluan dan mengulurkan tangan untuk membantu saya berdiri. Di sanalah ia menghancurkan saya secara mental," kata Nesta, dilansir Goal.
"Apakah Anda mengerti? Saya terjatuh ke tanah dan saat setelah dua detik membuka mata, saya melihat wajahnya dengan tangannya di depan ingin membantu saya bangun. Ia secara mental menghancurkan saya waktu itu," sambungnya.
Nesta adalah pemain dari generasi yang lebih dulu ketimbang Messi dan sosok yang selalu disandingkan dengan megabintang Argentina itu, yakni Cristiano Ronaldo.
Dalam sejumlah kesempatan, Nesta juga pernah berhadapan dengan Ronaldo. Tapi, dalam pikiran dan hatinya, Ronaldo tidak lebih mengerikan ketimbang Messi.
"Saya bermain melawan Ronaldo dan Messi. Yang kecil [Messi] fenomenal: namun yang satunya mencetak 40 gol setahun. Mereka berdua hebat dengan cara masing-masing. Saya lebih suka tidak bermain lawan Messi di antara keduanya," jelasnya.
Setekah 10 tahun memperkuat AC Milan, Nesta hengkang dan bergabung dengan klub MLS Montreal Impact pada 2012. Semusim di sana, Nesta kemudian memutuskan untuk gantung sepatu.
Menariknya, setahun kemudian dia memilih kembali beraksi dan menerima pinangan klub Liga Super India, Chennaiyin FC.
Ketika itu Nesta bergabung dengan kompatriotnya Materazzi yang menjabat peran ganda sebagai pemain dan pelatih di Chennaiyin FC.
Tapi kariernya tak lama, Nesta kembali memutuskan pensiun pada 1 Jan 2015, melansir Transfermarkt.