The Legendary: Mengorek Sejarah Pahit MU Dihancurkan Blackburn
- Premierleague.com
VIVA – Pada era 1990-an, Manchester United merupakan raksasa di Premier League. Tercatat, sejak 1992 hingga 2000, MU mampu merengkuh tujuh gelar.
Namun, dalam satu dekade MU bukan berarti MU tanpa gangguan. Dua edisi Premier League lepas ke tangan rival. Musim 1994–95, MU menjadi runner up dan Blackbun Rovers yang menjadi juaranya.
Premier League 1997–98, MU kembali menjadi runner up setelah Arsenal yang menjadi raja. Dari dua kegagalan itu, suporter MU jelas tahu betul mana yang paling menyakitkan.
Ya, itu adalah Premier League 1994-95. Bagaimana tidak, MU yang sudah tampil mengerikan sepanjang kompetisi harus kehilangan gelar di laga terakhir. Pahitnya lagi, mereka gagal juara karena selisih satu poin dari Blackburn.
Persaingan MU dengan Blackburn sejatinya sudah tercipta semusim sebelumnya atau 1993-94. Ketika itu, MU mengangkangi berhasil Blackburn.
MU memang mendominasi saat itu, mereka finis dengan poin 92 atau berjarak delapan angka dari Blackburn. Musim itu, MU juga cuma empat kali merasakan kekalahan.
Bencana di Laga Terakhir
Di laga terakhir Premier League 1994-95, Blackburn melakukan perjalanan ke Anfield untuk menantang tuan rumah Liverpool pada 14 Mei 1995, dengan memegang keunggulan dua poin atas MU.
Sementara MU yang saat itu masih ditangani Sir Alex Ferguson bertandang ke Upton Park, markas West Ham United.
Kejutan terjadi, Blackburn yang mendominasi pertandingan tumbang di markas Liverpool 1-2. Tendangan bebas Jamie Redknapp pada menit ke-90 sempat membuat pelatih Blackburn Kenny Dalglish ketar-ketir.
Pasalnya, jika MU menang mereka akan gagal menjadi juara Premier League. Kekalahan Blackburn terdengar sampai ke Upton Park yang mana MU masih bermain imbang 1-1. Satu gol lagi akan membuat Setan Merah hattrick menjadi juara.
MU langsung menggempur habis-habisan pertahanan West Ham. Tapi, penampilan gemilang kiper The Hammers, Ludek Miklosko menjadi penghancur. Hingga peluit panjang, skor 1-1 tak berubah.
Blackburn akhirnya mengangkat Trofi di Anfield untuk mengklaim satu-satunya gelar Premier League mereka dengan selisih satu poin.
Rasa sakit semakin sempurna bagi MU. Pasalnya, sepanjang musim mereka tampil menawan. MU menorehkan catatan apik dengan hanya kebobolan 28 gol, menjadi yang paling sedikit di antara 21 klub Premier League lainnya.
Selain itu, MU mencatatkan rekor spektakuler. Mereka hanya kebobolan empat kali saat bermain di kandang. Catatan itu mengalahkan rekor Chelsea di musim 2004-2005.
Ketika itu The Blues dalam satu musim cuma kebobolan 15 kali. Namun, Chelsea kebobolan enam gol kala bermain di kandang.
Racun Penghancur Racikan Kenny Dalglish
Cerita hebat Blackburn bermula pada 1992 saat kepemilikan klub beralih ke Jack Walker. Bos Besar memilih Kenny Dalglish sebagai nahkoda timnya.
Legenda Liverpool itu kemudian meramu skuat yang mematikan. Dengan mendatangkan Alan Shearer. Ada lagi Chris Sutton, Tim Flowers, hingga Graeme Le Saux.
Pilihannya benar, Duet Shearer dan Sutton dikenal dengan julukan SAS tampil mengerikan dengan mencetak total 49 gol. Shearer dinobatkan sebagai pencetak gol terbanyak Premier League 1994-95 dengan koleksi 34 gol.
Namun, itu menjadi sejarah kesuksesan terakhir Blackburn di Premier League. Setelah musim yang fantastis, mereka terus mengalami penurunan hingga terdegradasi ke Championship pada 1998/1999.
Saat ini The Riversiders masih kesulitan kembali ke kasta tertinggi dan terpuruk di divisi kedua Liga Inggris, Championship.
Sementara itu, manajer Blackburn saat ini Tony Mowbray mengatakan timnya sekarang sedang berjuang untuk mengulang kedigdayaan mereka.
Meski diakuinya butuh keajaiban, namun mereka yakin sejarah itu akan kembali terulang. “Butuh keajaiban untuk mewujudkan itu. Saat itu, kami layaknya Leicester ketika menjadi juara (Premier League 2015/2016)," kata Mowbray, dikutip Daily Mail.
“Tapi, kami sedang mengarah ke sana. Untuk sementara prioritas kami masih di Championship, Kami ingin promosi terlebih dulu,” ucapnya.
Baca Juga:
Sadis, Bartomeu Dituding Sebagai Bencana Messi dan Barcelona
Messi Sudah Pasti Tinggalkan Barcelona
Makin Panas, Chintya Candranaya Dituding Lari dari Kasus Pembohongan